Israel Luncurkan Serangan Udara di Gaza Beberapa Jam Setelah Kesepakatan Damai
NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Okt 2025, 06:28
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Mesir memimpin negosiasi terperinci mengenai daftar tahanan asal Palestina yang diusulkan untuk dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza yang kemungkinan bakal tercapai. (ANTARA)
Ntvnews.id, Gaza - Militer Israel kembali menggempur Jalur Gaza melalui serangan udara pada Kamis, hanya beberapa jam setelah diumumkannya perjanjian gencatan senjata dengan kelompok Hamas. Aksi tersebut memicu kekhawatiran internasional terhadap keberlanjutan konflik yang telah berlangsung selama dua tahun dan menewaskan puluhan ribu warga sipil Palestina.
Dilansir dari Anadolu, Jumat, 10 Oktober 2025, Petugas medis dan saksi mata di lapangan melaporkan bahwa empat warga sipil terluka akibat serangan yang menargetkan sejumlah titik di kawasan Zeitoun, Kota Gaza. Asap tebal tampak membumbung dari lokasi serangan tersebut.
Sementara itu, di bagian selatan Jalur Gaza, pasukan Israel dilaporkan menembaki beberapa wilayah di Khan Younis, yang mengakibatkan tiga orang terluka. Serangan udara dan tembakan artileri juga terus mengguncang berbagai area di wilayah kantong Palestina itu, termasuk di lingkungan Tel Hawa dan Sabra di Kota Gaza.
Tembakan senjata berat terdengar nyaris tanpa henti di sejumlah titik Kota Gaza. Hingga kini, belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban jiwa akibat serangan terbaru tersebut.
Padahal, pada Kamis pagi, Hamas dan Israel telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam pertemuan di Sharm el-Sheikh, Mesir, berdasarkan proposal perdamaian yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Rencana perdamaian yang berisi 20 poin itu, pertama kali diumumkan pada 29 September, mencakup pembebasan seluruh tawanan Israel dengan imbalan pelepasan tahanan Palestina, penghentian total operasi militer, perlucutan senjata Hamas, serta dimulainya program pembangunan kembali Jalur Gaza.
Namun, sejak Oktober 2023, Israel terus melancarkan serangan brutal ke Gaza dengan dalih menghancurkan Hamas.
Militer rezim Zionis yang mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat itu telah menewaskan hampir 67.200 warga sipil Palestina, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan udara yang tak henti-hentinya tersebut telah membuat Gaza nyaris tak layak huni. Infrastruktur hancur, kelaparan meluas, dan penyakit merebak di tengah keterbatasan bantuan kemanusiaan.
Dengan serangan terbaru ini, harapan akan terciptanya perdamaian di Jalur Gaza kembali memudar, sementara jutaan warga Palestina harus terus berjuang bertahan hidup di tengah puing-puing dan penderitaan yang tampaknya tak berkesudahan.