Ntvnews.id, Jakarta - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menegaskan bahwa operasi evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dilakukan sesuai standar internasional yang terhubung langsung dengan jaringan pencarian dan pertolongan dunia.
Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, dalam konferensi pers yang diikuti dari Jakarta, Senin, 6 Oktober 2025, menjelaskan bahwa proses evakuasi di lokasi reruntuhan tidak dapat dilakukan terburu-buru, meski keluarga korban berharap penyelamatan bisa berlangsung cepat.
“Banyak keluarga ingin cepat karena melihat alat sudah lengkap, tetapi ada hal yang diperhitungkan. Operasi ini mengikuti prosedur keselamatan sesuai standar internasional,” ujarnya di hadapan pewarta di posko tanggap darurat.
Baca Juga: Delapan Hari Pascatragedi, Basarnas Evakuasi 54 Jenazah Korban Ponpes Al-Khoziny
Syafii menuturkan, sejak hari pertama kejadian pada 29 September, Basarnas telah melakukan asesmen struktur bangunan yang roboh dengan pola pancake collapse, yaitu kondisi ketika lantai bangunan runtuh bertingkat dari atas hingga dasar dan menyatu rapat. Berdasarkan hasil asesmen tersebut, jalur evakuasi hanya bisa dibuka dari bawah ke atas demi menjaga keselamatan korban dan tim penyelamat.
Pada hari kedua operasi, tim berhasil mendeteksi 15 korban, dengan tujuh di antaranya telah berhasil diselamatkan. Beberapa korban selamat juga sempat menerima suplai makanan dan minuman sebelum dievakuasi ke tempat aman.
Menurut Syafii, aplikasi pemantau operasi Basarnas telah terhubung dengan jaringan International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG), sehingga seluruh langkah penyelamatan di lapangan termonitor secara internasional.
“Basarnas adalah satu dari tiga negara di Asia yang tergabung dalam INSARAG. Karena itu, semua tindakan kami mengacu pada pedoman internasional,” kata Syafii.
Baca Juga: Foto Dimsum Chef Devina Diduga Dicomot untuk Bisnis Keluarga Syahrini
Data dari posko tanggap darurat di Sidoarjo hingga Senin pukul 18.38 WIB mencatat sebanyak 169 orang telah dievakuasi, dengan 104 orang di antaranya selamat dan mendapat penanganan medis, sementara sisanya meninggal dunia.
Selain itu, tim SAR gabungan juga menemukan enam potongan tubuh yang kini masih diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
Syafii menambahkan, jumlah korban masih dapat berubah seiring dengan proses asesmen yang terus berjalan di lapangan. “Operasi yang dilaksanakan Basarnas bisa saya pertanggungjawabkan baik secara nasional maupun internasional,” tegasnya.
Baca Juga: PSI Dorong Pemerintah Bentuk Lembaga Khusus Awasi Bangunan
(Sumber: Antara)