Kepala Basarnas Minta Area Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Dikosongkan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Okt 2025, 20:30
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii (duduk memegang mic) saat memberikan keterangan terkini terkait korban Ponpes Al Khoziny, di Sidoarjo, Rabu, 1 Oktober 2025. Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii (duduk memegang mic) saat memberikan keterangan terkini terkait korban Ponpes Al Khoziny, di Sidoarjo, Rabu, 1 Oktober 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Basarnas Mohammad Syafii meminta masyarakat dan pihak di luar tim SAR gabungan untuk menjauh dari area reruntuhan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, demi menjaga efektivitas operasi pencarian dan penyelamatan yang masih berlangsung.

“Bukan berarti kami tidak ingin masyarakat atau media melihat langsung, tetapi karena kami sedang menggunakan teknologi pendeteksi korban hidup, maka area harus clear agar alat dapat bekerja optimal,” ujar Syafii dalam rekaman suara konferensi pers yang diterima di Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2025.

Di hadapan puluhan pewarta di tenda media center darurat, ia menjelaskan bahwa metode khusus diterapkan karena struktur bangunan yang runtuh berbentuk pancake collapse, yakni tumpukan material beton yang saling menindih.

Baca Juga: Basarnas Ungkap Kondisi Santri yang Kena Robohan Ponpes: Ada yang di Kolong hingga Terhimpit Borders

Basarnas selaku kepala operasi mengerahkan 379 personel dari 65 instansi yang tergabung dalam tim SAR gabungan. Untuk mendeteksi korban, mereka memanfaatkan peralatan modern, seperti drone thermal, detektor suhu tubuh, dan sistem pencarian berbasis teknologi.

Namun, Syafii mengakui situasi lapangan sangat menantang. Struktur bangunan rapuh, galian sempit selebar 60 sentimeter, serta reruntuhan dari fondasi lama yang berpotensi longsor, menjadi kendala utama. “Lalu, kalau terlalu banyak orang di lokasi, alat-alat ini tidak bisa bekerja dengan baik,” katanya.

Syafii menegaskan, operasi pencarian masih fokus mengejar golden time 72 jam, periode krusial untuk menyelamatkan korban dalam kondisi hidup. Saat ini, operasi memasuki hari ketiga dan mendekati batas waktu kritis tersebut.

Tim gabungan juga berupaya menyalurkan suplai berupa minuman, vitamin, hingga infus kepada korban yang bisa dijangkau. Berdasarkan data sementara, ada sekitar 15 santri yang terdeteksi berada di bawah reruntuhan.

Baca Juga: Ajang PLN Journalist Awards 2025 Dibuka, Apresiasi untuk Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional

“Basarnas bekerja profesional dengan standar internasional. Setiap perkembangan akan kami laporkan secara berkala melalui SAR Mission Coordinator di lapangan,” ucap Syafii.

(Sumber: Antara)

x|close