Kualitas Udara dari Monas Jakarta (Antara)
Ntvnews.id, Jakarta - Jakarta menghadapi kondisi kualitas udara yang memburuk pada Senin pagi, sehingga masuk kategori tidak sehat dan menempati posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Berdasarkan pemantauan situs IQAir pada Senin pukul 07.04 WIB, kualitas udara di Jakarta tercatat berada di angka 179 untuk PM2,5, yang berarti tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Konsentrasi PM2,5 di udara mencapai 95 mikrogram per meter kubik, yang setara dengan 19 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM2,5 sendiri merupakan partikel halus berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer) yang mudah terhirup dan dapat menimbulkan risiko kesehatan.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Senin Pagi
Baca Juga: Pengatur Lalu Lintas Udara Tertidur, Pesawat Terpaksa Berputar-putar di Udara
Dengan kondisi ini, kelompok sensitif disarankan agar sebaiknya tidak beraktivitas di luar ruangan. Selain itu, kelompok ini juga dianjurkan menggunakan masker. Masyarakat umum pun disarankan untuk mengenakan masker saat melakukan aktivitas di luar ruangan agar tetap terlindungi.
Sementara itu, data dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta, udara.jakarta.go.id, menunjukkan gambaran yang sedikit berbeda. Rata-rata kualitas udara di Jakarta pada Senin dikategorikan baik hingga sedang, dengan hanya dua titik dari 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang masuk kategori tidak sehat. Kedua titik tersebut adalah:
- SPKU SDN 07 Kramat Pela dengan angka 124
- SPKU Kebon Jeruk dengan angka 103
Perbedaan antara pemantauan global dan lokal ini menunjukkan bahwa kualitas udara dapat bervariasi tergantung lokasi dan metode pengukuran, namun ancaman bagi kelompok sensitif tetap nyata.
Ikuti Whatsapp Channel NTVNEWS.ID
