RMI NU Jatim Tegaskan Tak Ada Eksploitasi Santri dan Bantuan di Al Khoziny

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Okt 2025, 17:11
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Wakil Sekretaris PW RMI NU Jawa Timur, Ahmad Firdausi (tengah) di Surabaya, Kamis 2 oktober 2025. ANTARA/HO-RMI NU Wakil Sekretaris PW RMI NU Jawa Timur, Ahmad Firdausi (tengah) di Surabaya, Kamis 2 oktober 2025. ANTARA/HO-RMI NU (Antara)

Ntvnews.id, Surabaya - Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur menepis tudingan adanya eksploitasi santri maupun bantuan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

"Tidak ada eksploitasi santri di Al-Khoziny (seperti disebut netizen), karena tradisi roan (kerja bakti) itu ada di semua pesantren, bukan cuma Al Khoziny," ujar Wakil Sekretaris PW RMI NU Jatim, Ahmad Firdausi, di Surabaya, Kamis.

Ia menambahkan, roan justru mencerminkan semangat gotong royong di lingkungan pesantren, meskipun ke depan perlu melibatkan tenaga teknis dalam urusan bangunan atau gedung. "Kami di pesantren mempunyai tradisi ketaatan kepada guru yang luar biasa, karena kiai dan bu nyai itu 24 jam memikirkan santri, bahkan mereka yang meninggal dunia pun masih dipikirkan dengan kiriman doa melalui tahlil dan doa bersama," lanjutnya.

Firdausi juga membantah dugaan eksploitasi bantuan oleh pengasuh pesantren. Menurutnya, pengasuh hanya berperan sebagai jembatan dalam menyalurkan bantuan. "Tidak ada eksploitasi bantuan itu, semuanya disalurkan pengasuh kepada korban dan masyarakat, serta keluarga korban, karena kami mendampingi semua proses dalam musibah ini," tegasnya.

Baca Juga: Pilihan Terakhir, Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Setujui Alat Berat untuk Evakuasi

Ia menambahkan, keluarga pengasuh bahkan turun langsung membantu penanganan santri yang dirawat di rumah sakit. "Kemarin 1 Oktober keluarga korban yang dari Bangka Belitung juga dibantu proses kargo jenazah dan pemulangan, tapi keluarga korban menolak, karena ikhlas dan pesantren dinilai lebih membutuhkan untuk rehabilitasi/evakuasi," jelasnya.

Sekretaris NUcare LazisNU Jatim, Moch Rofi’i Boenawi, yang juga alumni PP Al Khoziny, menyampaikan hal serupa. "Sejak Selasa 30 September PBNU, PWNU, dan PCNU melalui Lazisnu dan RMI sudah melakukan mitigasi di lapangan untuk wali penyintas dan juga di beberapa rumah sakit, bahkan kami juga mendampingi pengasuh pesantren ke rumah sakit dan rumah korban," ungkapnya.

Sebagai bagian dari mitigasi, LazisNU telah membuka dapur umum bagi keluarga korban, relawan, dan pengunjung, serta mendirikan posko pengaduan dan donasi. Hingga Kamis (2/10), donasi masyarakat yang terkumpul melalui LazisNU mencapai Rp160 juta dan telah disalurkan untuk kebutuhan korban dan kegiatan mitigasi.

"Hari ini 2 Oktober 2025 mulai ada evakuasi dengan alat berat. Kemarin 1 Oktober 2025 ditemukan lima korban hidup dan dua korban meninggal, anehnya mereka shalat berjamaah di tengah timbunan reruntuhan, jadi korban meninggal sekarang sudah lima orang. Kalau korban selamat dan dirawat sudah 100 santri lebih," kata Rofi’i.

(Sumber : Antara)

x|close