Ntvnews.id, Maroko - Gelombang protes pemuda Maroko yang digerakkan kelompok anonim "GenZ 212" semakin meluas dan memanas. Pada Rabu, 1 Oktober 2025, dua orang tewas dan beberapa lainnya terluka ketika pasukan keamanan di Lqliaa menembakkan senjata api untuk mencegah sekelompok orang mencuri senjata.
Protes yang dimulai sejak Sabtu, 27 September 2025 berawal dari tuntutan pendidikan dan layanan kesehatan lebih baik. Massa digerakkan lewat TikTok, Instagram, dan Discord, dengan jumlah anggota melonjak dari 3.000 menjadi lebih dari 130.000 dalam sepekan.
Menurut pihak berwenang yang dikutip Reuters, pasukan keamanan terpaksa menggunakan senjata api setelah gas air mata gagal menghentikan kelompok bersenjata pisau yang membakar fasilitas dan kendaraan gendarmerie.
Baca Juga: Gelombang Aksi Protes Gen Z Guncang Maroko
Baca Juga: Imigrasi Tangkap Buronan Maroko atas Tindak Pidana Penculikan Anak dan Kekerasan
Kerusuhan meluas ke berbagai kota. Di Salé, pemuda melempari polisi dengan batu, menjarah toko, dan membakar bank. Di Marrakesh, pengunjuk rasa membakar kantor polisi, sementara di Souss dekat Agadir, pemuda bertopeng membakar kantor komune dan memblokir jalan.
Protes juga menggema di Taroudant, Tangier, hingga Biougra, sementara aksi damai berlangsung di Casablanca, Oujda, dan Taza. Para demonstran menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Aziz Akhannouch dengan slogan, "Rakyat menginginkan pemberantasan korupsi."
Kementerian Dalam Negeri menyebut 263 anggota keamanan dan 23 warga sipil terluka pada Selasa, 30 September 2025. Hingga kini, 409 orang ditahan, dan 193 di antaranya akan diadili atas tuduhan pembakaran, penjarahan, dan penyerangan.
Kelompok "GenZ 212" menegaskan melalui media sosial bahwa mereka menolak kekerasan dan hanya menuntut perubahan dari pemerintah.