Gara-gara Emas, Rachmat Gobel Ancam Dirut Antam

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Okt 2025, 14:17
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia–Jepang (PPIJ), Rachmat Gobel menyampaikan bahwa Indonesia saat ini menjadi negara tujuan investasi nomor dua bagi Jepang. Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia–Jepang (PPIJ), Rachmat Gobel menyampaikan bahwa Indonesia saat ini menjadi negara tujuan investasi nomor dua bagi Jepang. (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)

Ntvnews.id, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel mengancam Direktur Utama (Dirut) PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., Achmad Ardianto. Ia mengancam akan meminta Achmad diganti, apabila tak mampu mengendalikan pedagang emas yang terkesan mengendalikan Antam.

Ini terjadi gara-gara Antam disebut tak memiliki uang, sehingga perusahaan pelat merah itu terkesan bisa dikendalikan oleh pedagang emas.

"Kalau Bapak bilang ngomong nggak punya uang, saya nggak percaya. Kenapa nggak percaya? Bapak punya barang," ujar Gobel saat Komisi VI rapat dengan PT Antam, Senin, 29 September 2025.

"Jadi Pak, kalau Bapak ngomong gitu besok, terpaksa saya bilang Bapak harus diganti," imbuhnya.

Gobel meminta Antam mampu mengendalikan perdagangan emas, agar berkontribusi maksimal terhadap perekonomian nasional.

Baca Juga: Rachmat Gobel Sebut Impor Gula Harus Ada Rekomendasi Kemenperin

"Kalau Bapak menyerahkan itu pada pedagang, berarti pedagang kontrol perusahaan Bapak. Semestinya Bapak yang punya barang, Bapak yang kontrol pedagang. Kalau penjelasan seperti ini, Bapak lah yang dikontrol oleh pedagang," tuturnya.

Ia berharap Antam sebagai BUMN yang dipercaya mengelola sumber daya mineral termasuk emas, mampu mengendalikan perdagangan logam mulia tersebut.

"Harus dievaluasi soal ekspor, impor ini. Supaya jangan sampai nanti yang untung Singapura. Yang untung ini semua Singapura nih, dia nggak produksi apa-apa, (tapi) dia yang punya," papar dia. 

Lebih lanjut, kata Gobel, Antam dan Kementerian Perdagangan perlu merumuskan strategi perdagangan emas untuk memastikan stabilitas ekonomi terjaga terjaga.

"Bapak punya barang emas. Saya nggak tahu Pak ya, kalau emas kita bisa produksi lebih banyak, kenapa nggak dijual ke BI (Bank Indonesia) saja Pak? Supaya jadi cadangan stok emas kita. Untuk menjaga stabilitas uang kita. Kan mestinya begitu," jelas dia.

"Jangan Bapak masuk fokusnya kepada pedagang-pedagang retail Pak. Yang punya untuk pentingan nasional kita, menjaga stabilitas uang kita, adalah di BI. Kenapa nggak kita jual ke sana? Ini sebagai masukan ke Bapak," imbuh Gobel.

Politikus NasDem itu meminta impor emas dari Singapura dan Australia disetop sementara. Sebab hal itu Gobel yakini mampu berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

Diketahui, Antam mengimpor emas 30 ton dari Singapura dan Australia. Sementara Antam melalui tambang emasnya di Pongkor, Jawa Barat, hanya mampu memproduksi 1 ton emas setiap tahun. Jumlah tersebut di bawah permintaan masyarakat.

x|close