Rusia Bakal ‘Respons Tegas’ Jika Terjadi Agresi yang Dilakukan Negara Barat ke Moskow

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Sep 2025, 02:03
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Gambar bendera Rusia dan Ukraina di tembok batu bata dengan bayangan tentara. Gambar bendera Rusia dan Ukraina di tembok batu bata dengan bayangan tentara. (Antara)

Ntvnews.id, Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memberikan peringatan keras kepada Barat pada Sabtu, 27 September, bahwa setiap tindakan agresi terhadap Moskow akan mendapat “respons tegas.” Ia menyoroti potensi serangan terhadap pesawat di wilayah udara Rusia dan menuding Jerman menggunakan retorika militeristik.

Ketegangan kian meningkat di sisi timur NATO seiring berlanjutnya perang Rusia-Ukraina. Estonia melaporkan tiga jet tempur Rusia memasuki wilayah udaranya, sementara NATO menembak jatuh drone Rusia di Polandia.

“Setiap agresi terhadap negara saya akan dibalas secara tegas. Jangan ada keraguan tentang hal ini di antara anggota NATO dan Uni Eropa yang … memberi tahu pemilih mereka bahwa perang dengan Rusia tak terelakkan,” ujar Lavrov di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat.

Dilansir dari The Korea Herald, Senin, 29 September 2025, Lavrov menekankan bahwa Rusia tidak pernah menargetkan negara NATO atau Uni Eropa dengan drone atau rudal, serta tidak memiliki niat untuk melakukannya di masa depan.

Baca Juga: Rusia Luncurkan Serangan Rudal dan Drone Besar-besaran ke Ukraina

Ia juga menanggapi pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait kemungkinan Ukraina mengembalikan wilayah yang diduduki Rusia. Lavrov menyebut hanya “yang buta secara politik” yang mengharapkan Ukraina kembali ke perbatasan sebelum invasi Februari 2022.

Selain itu, Lavrov menyoroti Kanselir Jerman Friedrich Merz beserta retorika militeristik sejumlah politisi Uni Eropa dan NATO yang berbicara tentang kemungkinan Perang Dunia III.

Meski retorikanya keras, Lavrov tetap menyampaikan harapan adanya “dialog terbuka” dengan AS di bawah kepemimpinan Trump, termasuk pada putaran ketiga pembicaraan mengenai operasional kedutaan yang sempat terhambat akibat pengusiran diplomat dan pembatasan lainnya.

Baca Juga: Trump Yakin Ukraina Bisa Rebut Wilayah dari Rusia

Dalam kesempatan itu, Lavrov bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB. Ia juga menegaskan bahwa hubungan ekonomi Rusia dengan India masih terjaga, meski Trump memberlakukan tarif serta mendesak India dan China menghentikan pembelian minyak Rusia.

Namun, Lavrov menyampaikan keprihatinan atas pengerahan militer AS di perairan internasional sekitar Venezuela dalam upaya melawan kartel narkoba. Ia menggambarkan kondisi tersebut sebagai “sangat serius.”

Selain itu, ia mempertanyakan apakah rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB dimanfaatkan pihak tertentu untuk melegitimasi serangan ke Venezuela, mengingat keberadaan kelompok kriminal asal Haiti di negara tersebut.

TERKINI

Di Sanksi PBB, Ini Reaksi Iran

Luar Negeri Senin, 29 Sep 2025 | 02:20 WIB

Menag Minta Pengawasan Itjen Berbasis Teknologi

Nasional Senin, 29 Sep 2025 | 02:10 WIB

36 Orang Tewas dalam Tragedi Desak-Desakan

Luar Negeri Senin, 29 Sep 2025 | 02:03 WIB

Krisis Air dan Listrik Picu Demo Anarkis di Madagaskar

Luar Negeri Senin, 29 Sep 2025 | 02:01 WIB

Iran Kecam Sanksi PBB, Tuduh Eropa Salahgunakan Kesepakatan Nuklir

Luar Negeri Minggu, 28 Sep 2025 | 22:30 WIB

Menkes Percepat SHLS Demi Jamin Standar SPPG

News Minggu, 28 Sep 2025 | 20:45 WIB
Load More
x|close