Ntvnews.id, Moskow - Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia sekaligus sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) harus sadar tidak ada bunker yang mampu melindungi rakyatnya dari bom raksasa Moskow.
Pernyataan mantan perdana menteri Rusia itu muncul sebagai respons atas wawancara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan media AS, Axios. Dalam wawancara tersebut, Zelensky menyebut Kremlin tetap menjadi target potensial dan pejabat Rusia harus mengakhiri perang atau mencari perlindungan.
Melalui platform media sosial baru Rusia, Max, Medvedev kembali menyebut Zelensky sebagai "pecandu narkoba" sekaligus menegaskan bahwa Rusia adalah kekuatan nuklir. Ia juga melontarkan ancaman langsung terhadap AS.
"Pecandu di Kyiv mengatakan bahwa Kremlin perlu tahu di mana tempat perlindungan bom itu agar mereka bisa bersembunyi ketika dia menggunakan senjata jarak jauh Amerika," tulis Medvedev.
Baca Juga: Panglima TNI Kirim Pasukan Terpilih Bantu Penyaluran Makanan di Tengah Gempuran Rudal Israel di Gaza
"Yang perlu dipahami oleh orang aneh ini adalah: Rusia memiliki senjata yang tidak dapat ditangkal oleh tempat perlindungan bom mana pun. Amerika juga harus mengingat ini," imbuhnya, dikutip Kyiv Post, Sabtu, 27 September 2025.
Medvedev dikenal kerap melontarkan ancaman serangan nuklir sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai, hingga dijuluki "pembawa kiamat". Pada tahun 2024, ia tercatat 12 kali mengancam akan mengebom Barat melalui unggahan di Telegram.
Baca Juga: Labil, Trump Kirim Lagi Bantuan Rudal ke Ukraina
Ancaman terbaru ini muncul di tengah komentar mengejutkan Presiden AS Donald Trump setelah bertemu Zelensky pada Selasa. Trump memuji pemimpin Ukraina itu sambil menyebut Rusia sebagai "macan kertas", bahkan menyatakan yakin Ukraina bisa merebut kembali wilayahnya yang masih dikuasai Rusia.
Beberapa bulan sebelumnya, Trump juga sempat mengecam Medvedev karena menggunakan "kata berawalan huruf N" setelah mengancam akan memasok Teheran dengan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan AS ke fasilitas nuklir Iran.
"Apakah saya mendengar Mantan Presiden Medvedev, dari Rusia, dengan santai melontarkan kata 'N' (Nuklir!), dan mengatakan bahwa dia dan negara-negara lain akan memasok hulu ledak nuklir ke Iran? Apakah dia benar-benar mengatakannya atau, itu hanya khayalan saya?" tulis Trump kala itu.