Kursi Melayang di Muktamar PPP, Pimpinan Minta Peserta Tahan Diri

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Sep 2025, 08:06
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Kader PPP Ricuh Kader PPP Ricuh (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Pelaksanaan Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diwarnai ketegangan. Perbedaan pendapat soal dukungan calon ketua umum berujung kericuhan, mulai dari adu mulut hingga perkelahian antarpeserta.

Wakil Ketua Umum DPP PPP, Rusli Effendi, meminta seluruh muktamirin (peserta muktamar) menahan diri dan tetap mengedepankan nilai-nilai Islam dalam forum partai.

“Dalam pemilihan ketua umum pasti ada perbedaan pilihan. Bedanya, ada yang menyampaikan dengan santun, ada juga yang emosional. Kami minta semua pihak menahan diri agar proses muktamar tidak tercoreng,” ujar Rusli di Jakarta, Sabtu, 27 September 2025.

Menurutnya, PPP sebagai partai berbasis Islam tidak semestinya mempertontonkan perkelahian maupun keributan. Ia mengingatkan bahwa konflik hanya akan menjauhkan partai dari simpati publik.

Baca Juga: Mardiono: PPP Harus Hindari Konflik dan Rebut Hati Generasi Muda

“Kalau maunya ribut terus dan cari sensasi, bagaimana umat mau simpati? Kita tidak boleh mengulang kesalahan yang membuat PPP berada di posisi sulit,” tegasnya.

Sementara itu, Juru Bicara PPP, Doni Tokan, menilai dinamika dalam muktamar merupakan hal lumrah. Namun, ia mengakui situasi sempat berlebihan karena keamanan tidak sigap meredam ketegangan.

“Kalau hanya teriak-teriakan mendukung calon, itu wajar. Tapi kalau sudah anarkis jelas berlebihan. Ke depan kami harap sidang berjalan lebih tertib,” kata Doni.

Ia menambahkan, pihak yang terlibat bentrok diduga bukan pengurus inti, melainkan kader biasa. Meski begitu, ia berharap panitia lebih tegas agar jalannya muktamar tidak kembali diwarnai keributan.

Muktamar X PPP sendiri menjadi momentum penting bagi partai untuk menentukan arah kepemimpinan periode 2025–2030. Namun, dinamika internal yang memanas menjadi tantangan bagi PPP untuk menjaga soliditas di tengah persaingan politik yang semakin ketat.

x|close