Polisi Buru Informan Terkait Rekening Dormant dalam Kasus Penculikan Kacab Bank

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Sep 2025, 19:30
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Wira Satya Triputra (ketiga dari kanan) dalam jumpa pers kasus penculikan yang berujung kematian kepala cabang (kacab) salah satu bank di Jakarta Pusat berinisial MIP (37) di Polda Metro Jay Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Wira Satya Triputra (ketiga dari kanan) dalam jumpa pers kasus penculikan yang berujung kematian kepala cabang (kacab) salah satu bank di Jakarta Pusat berinisial MIP (37) di Polda Metro Jay (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Polda Metro Jaya tengah memburu keberadaan S, informan dari tersangka C alias Ken, yang memberikan informasi soal rekening dormant di sebuah bank di Jakarta Pusat. Rekening tersebut terkait dengan MIP (37), kepala cabang bank yang menjadi korban penculikan berujung kematian.

"Masih kita dalami, (sosok S) masih kita cari," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra di Jakarta, Selasa, 23 September 2025.

Ia menegaskan S belum ditetapkan sebagai tersangka maupun masuk daftar pencarian orang (DPO). "Belum DPO, ya," katanya.

Baca Juga: Pemimpin Dunia Bahas Isu Global Mendesak di Sidang Umum PBB ke-80

Menurut Wira, C alias K mendapatkan informasi rekening dormant dari S. Namun, detail identitasnya masih ditelusuri. "Hasil pemeriksaan, saudara C alias K itu mendapatkan informasi dari temannya inisial S, ini masih kita dalami dan melakukan pengejaran karena identitasnya belum jelas disampaikan," jelasnya.

Pihaknya juga menolak membuka lebih jauh informasi soal S. "Mohon maaf, nanti kalau kita sampaikan nanti kabur," tutur Wira.

Sebelumnya, Wira mengungkapkan ada 17 tersangka dalam kasus penculikan MIP. Mereka dibagi dalam empat klaster, yaitu otak perencana, eksekutor penculikan, pelaku penganiayaan, dan tim surveilans.

"Ada empat orang yang berperan otak perencana, misalnya C alias K. Dia yang mengatur pertemuan dengan DH, merancang rencana, hingga menyiapkan perangkat IT untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampung. C pula yang mengklaim punya data rekening-rekening dormant yang siap dipindahkan," ungkap Wira.

Baca Juga: Makin Mudah dan Cepat, Nasabah Kini Bisa Aktifkan Rekening Dormant Lewat Super Apps BRImo!

Selain C, ada DH yang bertugas menghadiri pertemuan, menghubungi JP untuk mencari tim penculik, menyiapkan orang-orang untuk membuntuti korban, serta mengatur skenario penculikan. DH juga menyiapkan uang operasional yang diserahkan kepada JP.

"Berikutnya, AAM, juga ada di dalam perencanaan. Ia turut hadir dalam pertemuan bersama C dan DH, membantu merancang penculikan, serta menyiapkan tim pengintai," jelas Wira.

Sementara itu, JP berperan mengumpulkan tim eksekutor bersama N, mengawasi pembuntutan, dan ikut membuang korban di Cikarang. JP bahkan memberikan dana kepada Serka N untuk melancarkan operasi. "Klaster pertama merupakan otak perencana pelaku penculikan. Ini terdiri dari empat orang," tambahnya.

Polisi juga mengungkap lima orang eksekutor penculikan, yaitu E yang memaksa korban masuk ke mobil Avanza putih, melilitkan lakban ke wajah MIP, serta mengikat tangannya. REH membantu menahan korban dari belakang, JRS menahan tangan kanan korban, AT menahan sisi kiri, dan EWB menjadi sopir mobil.

Baca Juga: Misteri Sosok S, Pembisik Rekening Dormant di Balik Kasus Penculikan Kacab Bank BUMN

"Klaster yang kedua ini adalah klaster eksekutor penculikan terhadap korban, di mana di dalam klaster penculikan terhadap korban ini kami berhasil mengamankan sebanyak 5 orang tersangka," kata Wira.

Klaster ketiga berisi lima orang pelaku penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia. JP termasuk di dalamnya. "Karena sebagaimana diketahui bersama JP ini berada di dalam mobil Fortuner hitam, yang mana korban ketika diculik itu dipindahkan dari Avanza putih ke Fortuner warna hitam. Adapun peran saudara JP, yaitu menginjak kaki korban pada saat di mobil Fortuner dan membuang korban pada saat bersama saudara N," ungkap Wira.

Dalam klaster ini juga ada NU, sopir Fortuner yang membawa korban dari Kemayoran ke Bekasi, serta DSD yang menggantikannya saat mobil mulai oleng.

Terakhir, klaster keempat adalah tim surveilans, yaitu AW, EWH, RS, dan AS, yang bertugas membuntuti korban sebelum aksi penculikan dilakukan.

Baca Juga: KPK Periksa Eks Dirut Allo Bank Indra Utoyo dalam Kasus Korupsi EDC Bank

(Sumber: Antara)

x|close