Pemimpin Dunia Bahas Isu Global Mendesak di Sidang Umum PBB ke-80

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Sep 2025, 18:06
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Sesi khusus pada Sidang Majelis Umum PBB diadakan untuk memperingati ulang tahun ke-80 pendirian PBB di markas organisasi tersebut di New York, Amerika Serikat, pada Senin, 22 September 2025. Sesi khusus pada Sidang Majelis Umum PBB diadakan untuk memperingati ulang tahun ke-80 pendirian PBB di markas organisasi tersebut di New York, Amerika Serikat, pada Senin, 22 September 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, PBB -Para pemimpin dunia berkumpul di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, pada Sidang Majelis Umum ke-80 untuk membahas isu-isu global yang mendesak, termasuk perang, kemiskinan, perubahan iklim, serta penguatan komitmen multilateralisme.

Sekitar 150 kepala negara dan pemerintahan hadir pada Pekan Tingkat Tinggi yang mengusung tema “Bersama lebih baik: 80 tahun dan seterusnya untuk perdamaian, pembangunan, dan hak asasi manusia”. Agenda ini menjadi momentum penting untuk memperbarui solidaritas dan aksi bersama demi manusia serta planet.

Pekan Tingkat Tinggi tahun ini menekankan urgensi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dan revitalisasi kerja sama global. Pada Senin, 22 September 2025, digelar empat acara utama: Pertemuan Tingkat Tinggi memperingati 80 tahun berdirinya PBB, Momen SDG, Konferensi Internasional Penyelesaian Damai Palestina dan solusi dua negara, serta peringatan 30 tahun Konferensi Dunia Keempat tentang Wanita.

Baca Juga: Selandia Baru: Pengakuan Palestina akan Diumumkan di Sidang PBB

Dalam Debat Umum, para kepala negara menyampaikan pernyataan mengenai posisi dan prioritas masing-masing dalam menghadapi tantangan global yang saling terkait.

Pada Rabu, 24 September 2025, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memimpin KTT Iklim untuk mempresentasikan rencana aksi iklim baru, sekaligus mendorong transisi energi bersih menjelang COP30 di Brasil. Pada hari yang sama juga digelar KTT Ekonomi Global Berkelanjutan, Inklusif, dan Tangguh sebagai wadah penguatan sistem keuangan internasional.

Kegiatan berikutnya mencakup Pertemuan Tingkat Tinggi tentang penyakit tidak menular dan kesehatan mental, peringatan 30 tahun Program Aksi Dunia untuk Pemuda, serta peluncuran Dialog Global Tata Kelola AI pada Kamis, 25 September 2025. Kemudian pada Jumat, 26 September 2025 digelar pertemuan memperingati Hari Internasional untuk Penghapusan Senjata Nuklir, disusul Konferensi Tingkat Tinggi mengenai Rohingya dan minoritas lain di Myanmar pada 30 September.

Dalam konferensi pers setelah pembukaan sidang, Guterres menegaskan bahwa ribuan pertemuan akan berlangsung, termasuk lebih dari 150 pertemuan bilateral yang ia jalani sendiri.

Baca Juga: Puan Ungkap Rasa Bangga DPR terhadap Pidato Prabowo di PBB

“Beberapa orang menyebut (Pekan Tingkat Tinggi) ini sebagai Piala Dunia bidang diplomasi. Namun, gelaran ini bukan tentang mencetak skor, melainkan harus tentang memecahkan masalah,” ujar Guterres.

Ia menambahkan, para pemimpin berkumpul di tengah situasi dunia yang penuh ketidakpastian. “Perpecahan geopolitik semakin melebar, konflik berkecamuk, impunitas meningkat, planet kian panas, teknologi baru berkembang pesat tanpa batasan pemandu, dan ketidaksetaraan kian melebar dari waktu ke waktu.”

Menurutnya, Pekan Tingkat Tinggi menjadi ruang untuk membuka peluang dialog dan mediasi. “Pekan PBB ini menawarkan setiap kemungkinan untuk dialog dan mediasi. Setiap kesempatan untuk mencari solusi,” kata Guterres.

Baca Juga: Sejumlah Pemimpin Eropa Resmi Akui Kedaulatan Palestina di Sidang Umum PBB

(Sumber: Antara)

x|close