Ntvnews.id, Jakarta - Pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tingkat Tinggi PBB, Senin, 22 September Waktu setempat, diwarnai insiden Microphone mati. Dari pantaun NTVnews.id dari live di laman web.tv.un.org Prabowo berpidato selama lebih dari tiga menit, di detik-detik sebelum selai tiba-tiba suara meghilan.
Lebih lanjut, laporan akun X, Clash Report, mikrofon yang digunakan Prabowo beberapa kali ter-mute saat menyampaikan pidatonya. Gangguan teknis tersebut diduga merupakan bentuk sabotase yang dilakukan oleh pihak Israel.
Peristiwa serupa juga dialami oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Kedua pemimpin itu diketahui tengah berbicara mengenai isu yang sama, yakni penyelesaian konflik Palestina dan implementasi solusi dua negara di forum internasional tersebut.
"Kemungkinan sabotase Israel di PBB: Gangguan teknis mengganggu pidato Presiden Turki Erdogan dan Prabowo dari Indonesia pada konferensi tingkat tinggi tentang penyelesaian masalah Palestina dan penerapan solusi dua negara," tulis Clash Report yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Baca Juga: Kemkomdigi: Pidato Prabowo di PBB Bukti Besarnya Pengaruh Indonesia
Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo kembali menegaskan pentingnya pengakuan dunia terhadap negara Palestina. Ia menyerukan agar perang dan krisis kemanusiaan di Gaza segera dihentikan.
"Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza," kata Prabowo dalam bahasa Inggris, sebagaimana disiarkan langsung melalui situs resmi PBB.
NOW: Possible Israeli sabotage at UN: Technical glitches hit speeches by Turkish President Erdogan and Indonesia's Prabowo at the high-level conference on resolving the Palestine issue and implementing a two-state solution. pic.twitter.com/DILdQBz4en
— Clash Report (@clashreport) September 22, 2025
Prabowo menekankan bahwa prioritas utama dunia saat ini adalah mengakhiri perang yang telah berlangsung terlalu lama. Perdamaian, menurutnya, tidak boleh lagi ditunda.
"Mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan, dan kecurigaan. Kita harus mencapai perdamaian yang dibutuhkan umat manusia," ujarnya.
Lebih lanjut, Prabowo menyatakan Indonesia siap berperan aktif dalam menjaga perdamaian internasional, termasuk dengan mengirimkan pasukan penjaga perdamaian.
"Kami siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami bersedia menyediakan pasukan penjaga perdamaian," jelasnya.