Serangan Geng di Haiti: Puluhan Tewas, Jasad Korban Dimakan Anjing

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Sep 2025, 08:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Serangan geng di Haiti Ilustrasi - Serangan geng di Haiti ((Antara))

Ntvnews.id, Port-au-Prince - Serangan geng brutal di Haiti menewaskan puluhan orang, dengan jasad korban masih dibiarkan di semak-semak hingga dimakan anjing.

Dikutip dari AFP, Kamis, 18 September 2025, insiden ini berlangsung pada 11 dan 12 September di wilayah utara Port-au-Prince, ibu kota Haiti. Peristiwa tersebut menambah daftar panjang pembunuhan massal yang mengguncang negara Karibia yang tengah dilanda krisis.

Jaringan Pertahanan Hak Asasi Manusia Nasional (RNDDH) dalam laporannya pada Senin, 15 September 2025 menyebut sebagian korban belum ditemukan dan sejumlah mayat masih belum dievakuasi.

"Hingga 14 September 2025, beberapa korban masih belum ditemukan, sementara mayat-mayat masih tergeletak di semak-semak, dimakan oleh anjing," kata RNDDH dalam laporannya.

Kekerasan Kian Meluas

Haiti, negara termiskin di kawasan Barat, saat ini berada dalam cengkeraman geng bersenjata. Mayoritas wilayah, termasuk sebagian besar ibu kota, dikuasai kelompok-kelompok kriminal tersebut.

Baca Juga: Rajawali Medan Dapatkan Pemain Bertahan Andal Asal Haiti

Kondisi semakin memburuk sejak awal 2024 ketika koalisi geng melancarkan serangan besar yang berujung pada pengunduran diri Perdana Menteri Ariel Henry. Kekuasaan pun beralih kepada dewan transisi presidensial beranggotakan sembilan orang yang diberi mandat memulihkan stabilitas dan menunjuk perdana menteri baru.

Sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada 2021, Haiti belum memiliki kepala negara. Pemilu terakhir berlangsung pada 2016, sementara pemilihan berikutnya baru dijadwalkan pada 2026.

Pembantaian Massal

Pasukan multinasional yang dipimpin Kenya gagal menekan kekerasan di Haiti. Menurut RNDDH, koalisi geng Viv Ansanm yang menguasai kota Cabaret sejak Maret 2024 "melakukan pembantaian yang sangat kejam terhadap penduduk sipil" di kota terdekat, Laboderie, sekitar 25 kilometer utara Port-au-Prince.

"Mereka membunuh lebih dari 50 orang dan membakar puluhan rumah," kata RNDDH.

Baca Juga: Ngeri, PM Haiti Lolos dari Maut Setelah Ditembaki Geng Kriminal

"Beberapa korban selamat berhasil melarikan diri ke daerah tetangga, sementara yang lain turun ke laut dengan perahu untuk mencoba melarikan diri dari para penyerang," tambahnya.

Sekjen PBB Antonio Guterres bulan lalu memperingatkan bahwa "otoritas negara sedang runtuh" di Haiti. Ia menegaskan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa kekerasan telah meluas ke luar ibu kota, di mana geng menguasai lebih dari 90 persen wilayah.

Pada Minggu lalu, Guterres mengutuk serangan di Cabaret dan meminta negara-negara anggota PBB untuk "mempercepat upaya penguatan misi Dukungan Keamanan Multinasional dengan logistik, personel, & pendanaan."

Menurut laporan Komisaris Tinggi HAM PBB, sedikitnya 3.141 orang tewas di Haiti hanya dalam enam bulan pertama tahun ini.

x|close