19 Pelajar Tewas dalam Serangan Udara Junta Militer Myanmar

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Sep 2025, 08:15
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing saat menghadiri parade militer memperingati 78 tahun angkatan bersenjata Myanmar di Naypyidaw, Myanmar, Jumat, 1 Agustus 2025. Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing saat menghadiri parade militer memperingati 78 tahun angkatan bersenjata Myanmar di Naypyidaw, Myanmar, Jumat, 1 Agustus 2025. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah sekolah menengah di negara bagian Rakhine, Myanmar, menjadi sasaran serangan udara pada Jumat, 12 September 2025 malam waktu setempat. Sedikitnya 19 siswa, sebagian besar masih berusia remaja, dilaporkan meninggal dunia akibat gempuran tersebut.

DIlansir dari Reuters, Minggu, 19 September 2025, serangan itu dilakukan ketika militer junta tengah berhadapan dengan kelompok bersenjata etnis minoritas Tentara Arakan (AA) dalam perebutan kendali wilayah Rakhine. Dalam setahun terakhir, junta telah berhasil menguasai sebagian besar daerah tersebut dari tangan Tentara Arakan.

Konflik di Rakhine sendiri merupakan bagian dari krisis berdarah yang melanda Myanmar sejak kudeta militer pada 2021, yang menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi dan memicu pemberontakan bersenjata di berbagai wilayah.

Tentara Arakan dalam pernyataannya melalui Telegram, menjelaskan bahwa serangan terhadap dua sekolah menengah swasta di Kyauktaw berlangsung tepat setelah tengah malam. Para siswa diketahui sedang tidur di kompleks sekolah saat bom dijatuhkan.

Baca Juga: Myanmar Bakal Lakukan Pemilu Akhir Tahun

Menurut pernyataan itu, 19 siswa berusia 15 hingga 21 tahun tewas, sementara sekitar 22 orang lainnya mengalami luka-luka.

"Kami turut berduka cita seperti keluarga korban atas kematian para siswa yang tidak bersalah," ujar Tentara Arakan.

Kelompok tersebut menuding junta militer bertanggung jawab atas tragedi ini. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak junta. Laporan Myanmar Now menyebutkan pesawat tempur militer menjatuhkan dua bom berbobot 500 pon ke area sekolah.

Baca Juga: Imigrasi Soekarno-Hatta Fasilitasi Kepulangan Selebgram Arnold Putra dari Myanmar

UNICEF mengecam "serangan brutal" tersebut. Lembaga PBB itu menilai insiden ini semakin "menambah pola kekerasan yang semakin menghancurkan di negara bagian Rakhine, dengan anak-anak dan keluarga menanggung dampaknya".

Sementara itu, AFP tidak dapat menghubungi warga sekitar Kyauktaw karena layanan komunikasi yang tidak stabil. Junta militer sendiri masih menghadapi perlawanan di banyak wilayah dan berulang kali dituduh menyerang warga sipil lewat serangan udara maupun artileri.

x|close