Ntvnews.id, Jakarta - Sebuah video yang mengklaim mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, ditangkap polisi di Bandara Soekarno-Hatta, mendadak viral di media sosial. Video berdurasi 12 detik tersebut menampilkan sosok yang mirip Sahroni digiring oleh dua polisi, disertai narasi bahwa ia ditangkap setelah pulang dari Singapura.
“Ahmad Sahroni di tangkap di bandara Soekarno Hatta, sesuai pulang dari Singapura,” bunyi narasi tersebut.
Klaim ini langsung menjadi sorotan publik, mengingat Sahroni sebelumnya sempat dikabarkan kabur ke Singapura usai rumahnya dijarah massa pada 30 Agustus 2025, menyusul pernyataannya yang kontroversial terhadap masyarakat yang ingin membubarkan DPR.
Terbongkar Hasil AI
Tim Cek Fakta NTVNews.id menelusuri keaslian video tersebut. Berdasarkan pengecekan menggunakan AI Detector Hive Moderation, hasilnya mengejutkan bahwa video memiliki probabilitas 81–96,5 persen merupakan rekayasa digital atau deepfake.
Beberapa kejanggalan dalam video yang menguatkan temuan ini antara lain:
- Ekspresi wajah Sahroni tampak kaku dan tidak alami.
- Tidak ada pemberitaan resmi atau laporan sahih terkait penangkapan Sahroni di bandara.
- Penelusuran melalui Google Search dan media nasional tidak menemukan jejak berita valid tentang penangkapan tersebut.
Dengan demikian, video yang viral itu jelas bukan peristiwa nyata, melainkan hasil manipulasi menggunakan kecerdasan buatan.
Baca juga: Influencer Salsa Erwina Tantang Debat Ahmad Sahroni: Ane Mau Bertapa Dulu, Masih Bloon
Latar Belakang Penyebaran Hoaks
Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri sebelumnya telah menangkap sepasang suami-istri yang diduga menjadi provokator penyebaran hoaks dan penghasutan terkait aksi penjarahan rumah Sahroni.
Ini menunjukkan bahwa narasi palsu terkait politisi Partai Nasdem itu bukan hanya sebuah kebetulan, melainkan bagian dari upaya sistematis untuk memanipulasi opini publik di media sosial.
Sejumlah unggahan video di Facebook menjadi medium utama penyebaran hoaks, termasuk oleh akun-akun yang menambahkan narasi provokatif bahwa Sahroni ditangkap karena terlibat kasus kontroversial yang memicu kemarahan publik.
Baca juga: NasDem Pindahkan Ahmad Sahroni ke Komisi I DPR RI
Dampak dan Imbauan
Kasus ini menegaskan bagaimana konten deepfake mampu menyesatkan masyarakat, bahkan memicu kepanikan atau kemarahan publik. Meski visual terlihat nyata, teknologi AI dapat memanipulasi wajah, gerak, dan ekspresi sehingga sulit dibedakan oleh mata awam. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk:
- Tidak mudah membagikan konten tanpa verifikasi.
- Memeriksa sumber berita resmi sebelum mempercayai informasi viral.
- Menggunakan tools cek fakta atau AI detector untuk menilai keaslian konten digital.