Ntvnews.id, Tel Aviv - Militer Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan pimpinan Hamas di Doha, Qatar. Sebelum serangan diluncurkan, Israel disebut telah memberi tahu Amerika Serikat (AS).
"Kami telah diberitahu sebelumnya," ujar seorang pejabat Gedung Putih AS yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari Al Jazeera, Rabu, 10 September 2025.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menekankan bahwa serangan ke Doha merupakan operasi independen sepenuhnya di bawah tanggung jawab Israel.
"Tindakan hari ini terhadap para pemimpin Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen," tulis kantor Netanyahu melalui media sosial, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera.
Baca Juga: Israel Serang Qatar, Sasar Petinggi Hamas
"Israel yang memulainya, Israel yang melaksanakannya, dan Israel bertanggung jawab penuh," lanjut Netanyahu.
Baik Netanyahu maupun militer Israel tidak menyebut secara gamblang lokasi serangan yang dimaksud berada di ibu kota Qatar.
Meski begitu, militer Israel menegaskan pihaknya memang menargetkan kepemimpinan senior Hamas di Doha, tempat biro politik kelompok Palestina tersebut berpusat.
Baca Juga: Jumlah Tahanan Palestina di Israel Lampaui 11.000, Terbanyak Sejak 2000
"IDF (militer Israel) dan ISA (badan keamanan) melakukan serangan tepat sasaran yang menargetkan para pemimpin senior organisasi teroris Hamas," sebut pernyataan militer Israel dikutip AFP.
Israel juga menegaskan kembali bahwa serangan ini berkaitan dengan pembantaian yang terjadi di wilayahnya pada 7 Oktober 2023.
"Selama bertahun-tahun, para anggota kepemimpinan Hamas ini telah memimpin operasi organisasi teroris, bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober (2023), dan telah mengatur serta mengelola perang melawan Negara Israel," kata militer Israel.