Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) secara resmi menjalin kerja sama dengan IPB University dalam upaya pelestarian satwa liar yang terancam punah melalui pengembangan biobank (bank hayati) serta pemanfaatan teknologi reproduksi berbantu (Assisted Reproductive Technology/ART).
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menjelaskan bahwa kolaborasi ini melanjutkan kemitraan yang sudah lama terjalin antara kedua institusi dalam bidang konservasi. Pernyataan tersebut ia sampaikan di Jakarta, Rabu, 3 September 2025, usai penandatanganan nota kesepahaman yang digelar sehari sebelumnya di Bogor, Jawa Barat.
"Karena sebelumnya sudah banyak kerja sama, memastikan bahwa satwa-satwa liar kita tidak akan punah dari negeri Indonesia, sehingga nanti anak cucu kita masih tahu, masih bisa melihat secara langsung keanekaragaman hayati yang kita miliki," tutur Menhut.
Acara penandatanganan itu turut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Kementerian PPN/Bappenas, Rektor dan jajaran IPB University, perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat, serta sejumlah organisasi konservasi baik dari dalam maupun luar negeri.
Dalam sambutannya, Raja Juli Antoni menegaskan pentingnya penggunaan teknologi modern untuk memperkuat perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia.
"Kementerian Kehutanan sangat percaya dengan pengetahuan dan oleh karena itu kerjasama yang sangat baik dari Pak Rektor, dari Pak Dekan, dari para peneliti seperti Pak Doktor Badak Muhamad Agil ini sangat penting untuk memastikan kita dapat menjaga hutan kita lebih baik, melestarikan keanekaragaman hayati kita," ujarnya.
Ia juga berharap agar kehadiran biobank di IPB dapat menjadi pusat studi ilmiah nasional maupun internasional, sehingga para peneliti asing tidak lagi perlu membawa keluar materi genetik untuk penelitian.
Di sisi lain, Rektor IPB University Arif Satria mengapresiasi kerja sama tersebut. Ia menyebut IPB telah berpengalaman dalam menangani satwa liar, khususnya dalam pengembangan teknologi ART dan biobank sebagai metode konservasi yang berkelanjutan.
"Kami telah banyak bekerja dengan satwa liar untuk mengembangkan teknologi konservasi, yang disebut dengan ART atau teknologi reproduksi berbantu dan biobank untuk pengambilan dan penyimpanan materi genetik dari satwa liar," kata Arif.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi ini diharapkan dapat menjadikan IPB sebagai pusat unggulan dalam bidang konservasi satwa langka, tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga di kancah internasional.
ART sendiri mencakup berbagai teknik reproduksi modern, mulai dari inseminasi buatan, fertilisasi in vitro (IVF), transfer embrio, hingga kriopreservasi sperma dan sel telur. Sementara itu, biobank berfungsi sebagai fasilitas penyimpanan material genetik seperti sperma, ovum, embrio, maupun jaringan tubuh, yang akan dimanfaatkan dalam program konservasi jangka panjang.
Upaya ini juga sejalan dengan Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia (IBSAP) yang disusun pemerintah. IBSAP menekankan perlunya pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan biodiversitas yang berkelanjutan.
Dalam konteks strategi tersebut, penerapan ART dan biobank menjadi solusi adaptif untuk melestarikan spesies satwa liar yang jumlahnya terbatas dan populasinya tersebar atau terfragmentasi di alam.
Sumber: ANTARA