Ntvnews.id, Moskow - Sejumlah media internasional melaporkan mengenai demonstrasi dan kerusuhan yang terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah portal Rusia, Sputnik. Berbeda dari media lain, Sputnik tidak hanya menyajikan pemberitaan, tetapi juga analisis.
Dalam laporannya, mereka mengaitkan kemungkinan miliuner George Soros menjadi "dalang" di balik protes di Indonesia.
Keterkaitan ini dijelaskan lewat munculnya simbol bendera bajak laut "One Piece" dalam unjuk rasa, yang disebut sebagai indikasi adanya pengaruh eksternal berdasarkan pandangan seorang analis geopolitik.
"Protes meletus di Indonesia awal bulan ini, memaksa Presiden Prabowo Subianto membatalkan kunjungannya ke China dan melewatkan KTT SCO (Shanghai Cooperation Organization)," tulis Sputnik.
Baca Juga: Ricuh di DPRD Temanggung, Puluhan Demonstran Tumbang Akibat Gas Air Mata
Lebih lanjut, media itu juga mengutip analis Angelo Giuliano: "Meskipun kerusuhan tersebut mencerminkan keluhan ekonomi yang nyata, simbol bendera bajak laut One Piece yang digunakan para pengunjuk rasa, yang menggemakan taktik di wilayah lain, menunjukkan pengaruh eksternal."
Dalam laporannya, Sputnik menggambarkan bagaimana dalam anime Jepang One Piece, para bajak laut mengibarkan bendera tengkorak dengan topi jerami sebagai simbol perlawanan terhadap "tirani".
Media itu mencatat, "Di dinding, mobil, dan pintu," simbol serupa mulai terlihat di berbagai wilayah Indonesia sejak Juli lalu.
Analisis itu juga menyinggung peran National Endowment for Democracy (NED) yang disebut-sebut telah mendukung sejumlah media di Indonesia sejak tahun 1990-an. Sputnik menuliskan, "Ini terkait dengan fokus Indo-Pasifik baru-baru ini di tengah ketegangan seperti konflik Kamboja-Thailand, yang mengisyaratkan motif geopolitik."
Selain itu, Sputnik mengutip pendapat Jeff J. Brown, penulis The China Trilogy, yang menyebut pola protes di Indonesia serupa dengan yang terjadi di Serbia. "Ini adalah strategi yang sama persis yang terjadi di Serbia. G7 menginginkan diktator lain yang didukung AS, seperti Suharto di masa lalu," ujarnya.
Baca Juga: Komnas HAM Serukan Aparat Negara Hormati Prinsip HAM dalam Penanganan Demonstrasi
Menurut Brown, Presiden Prabowo tidak sejalan dengan kepentingan G7 karena tengah mempererat hubungan dengan China, Rusia, SCO, serta BRICS. Sputnik juga menuliskan, "Indonesia adalah negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dengan BRICS dan telah secara terbuka bekerja sama dengan China dalam Belt and Road Initiative."
Lebih jauh, Brown menilai, "Dari sudut pandang imperialisme Barat, semua ini menjadi sasaran empuk bagi Indonesia, target yang sangat layak untuk diserang dengan revolusi warna yang direkayasa Barat."
Sputnik menekankan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis sebagai ekonomi terbesar kedelapan di dunia berdasarkan PDB, terbesar di ASEAN, dan negara keempat terpadat dengan hampir 300 juta jiwa.
Meski demikian, tidak ada konfirmasi resmi baik dari pihak Soros maupun pemerintah Indonesia terkait tuduhan ini. Artikel Sputnik itu sendiri berjudul "Soros, NED Could Be Behind Indonesian Protests".