Ntvnews.id, Jakarta - Kelompok pemberontak Houthi dilaporkan menangkap sejumlah pegawai Program Pangan Dunia (WFP) yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Sanaa, ibu kota Yaman, pada Minggu, 31 Agustus 2025 waktu setempat. Informasi ini disampaikan oleh beberapa sumber dari kalangan keamanan dan kemanusiaan kepada kantor berita Xinhua.
Seorang pejabat keamanan lokal, yang meminta namanya dirahasiakan, mengatakan bahwa satu orang staf WFP ditahan dari kantor pusat organisasi tersebut di Sanaa. Selain itu, beberapa karyawan lainnya juga diamankan dari kantor WFP di Hodeidah, sebuah kota pelabuhan di tepi Laut Merah.
Seorang narasumber dari internal WFP di Yaman membenarkan penangkapan itu, seraya menambahkan bahwa pasukan Houthi juga menahan tiga petugas keamanan yang berjaga di kantor pusat WFP saat penggerebekan terjadi.
"Kami tidak tahu nasib karyawan yang masih berada di dalam kantor saat penyerbuan," kata narasumber anonim tersebut.
Sumber yang sama juga menyampaikan bahwa Houthi turut menahan sejumlah staf dari UNICEF, lembaga PBB yang menangani anak-anak, untuk diinterogasi di dalam gedung organisasi itu.
"Houthi saat ini menahan beberapa staf Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) untuk diinterogasi di ruang bawah tanah kantor pusat badan tersebut di Sanaa," ujarnya.
Tindakan penahanan ini muncul setelah serangan udara yang dilakukan Israel di Sanaa pada Kamis, 28 Agustus 2025, yang mengakibatkan kematian Ahmed al-Rahawi, perdana menteri dari pemerintahan yang didukung Houthi, bersama beberapa pejabat tinggi lainnya. Menyusul serangan tersebut, sejumlah sumber di Yaman mengungkapkan bahwa otoritas intelijen Houthi menahan puluhan individu di berbagai wilayah, termasuk para pekerja kemanusiaan dan staf organisasi bantuan asing. Mereka dicurigai memiliki keterkaitan dengan Israel.
Sejak Juni 2024, kelompok Houthi telah menahan puluhan staf PBB dan pekerja lembaga kemanusiaan internasional, meskipun PBB telah secara terus-menerus meminta pembebasan mereka. Sampai berita ini diturunkan, Houthi belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penangkapan terbaru pada hari Minggu itu.
WFP sendiri merupakan salah satu lembaga bantuan kemanusiaan terbesar yang masih beroperasi di Yaman, negara yang telah terjebak dalam konflik berkepanjangan. PBB menyebut kondisi di sana sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Perang saudara di Yaman dimulai sejak tahun 2014, ketika kelompok Houthi merebut kekuasaan di ibu kota Sanaa. Peristiwa tersebut mendorong intervensi militer oleh koalisi pimpinan Arab Saudi pada 2015, yang hingga kini masih berlanjut dan memperburuk situasi kemanusiaan di negara tersebut.
(Sumber: Antara)