Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada pekan ini menyetujui penjualan 3.350 rudal serang jarak jauh (ERAM) kepada Ukraina, dengan pengiriman dijadwalkan berlangsung dalam enam minggu ke depan, sebagaimana dilaporkan Wall Street Journal (WSJ).
Dilansi dari WSJ, Senin, 25 Agustus 2025, dalam keterangan dua pejabat AS menyebut nilai keseluruhan paket persenjataan tersebut mencapai 850 juta dolar AS (sekitar Rp13,79 triliun) dan mencakup "peralaian lain," di mana sebagian besar pembiayaannya ditanggung oleh sekutu Ukraina di Eropa.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa persetujuan ini diberikan setelah Trump bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Washington beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Seribu Jenazah Tentara Ukraina Dikembalikan Rusia
Menurut WSJ, rudal ERAM memiliki jangkauan 241–450 kilometer dan penggunaannya tetap memerlukan izin dari Pentagon (Departemen Pertahanan AS).
Meski Amerika Serikat belum merencanakan pengiriman tambahan rudal tersebut, senjata lain yang telah dibeli negara-negara Eropa dari AS seperti sistem pertahanan udara dan GMLRS (Guided Multiple Launch Rocket System) dengan jangkauan 145 km dapat membantu memperkuat Ukraina.
Baca Juga: Zelenskyy Tegaskan Ukraina Tidak Akan Menyerahkan Wilayah kepada Rusia
Di sisi lain, Rusia menilai bahwa pasokan senjata ke Ukraina hanya akan memperumit upaya penyelesaian konflik sekaligus semakin melibatkan negara-negara NATO dalam perang.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan bahwa setiap kargo berisi persenjataan menuju Ukraina akan menjadi target sah bagi militer Rusia.
Pemerintah Rusia juga menekankan bahwa kebijakan Barat yang terus mengalirkan senjata ke Ukraina tidak membantu proses negosiasi dan justru akan menimbulkan dampak negatif.