Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersiap melakukan translokasi Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dari habitat alaminya di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) menuju kawasan konservasi baru. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam upaya menyelamatkan salah satu spesies paling langka di dunia dari ancaman kepunahan.
"Translokasi ini bukan sekadar memindahkan hewan, tetapi menyelamatkan masa depan spesies yang sudah berada di ujung tanduk. Ini adalah bentuk nyata komitmen kolektif bangsa," ujar Wakil Menteri Kehutanan, Sulaiman Umar Siddiq, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat22 Agustus 2025 dikutip Antara.
Kemenhut menargetkan pada tahun 2029, populasi kedua Badak Jawa sudah terbentuk secara mandiri sebuah langkah strategis untuk memperkuat ketahanan spesies yang kini hanya tersisa di satu lokasi di dunia: Ujung Kulon.
Mengapa Harus Dipindahkan?
Langkah translokasi ini didasari oleh berbagai hasil kajian ilmiah yang mengkhawatirkan. Analisis Population Viabilitymenunjukkan bahwa tanpa intervensi serius, Badak Jawa berpotensi punah dalam waktu kurang dari 50 tahun.
Ancaman utama datang dari keterbatasan daya dukung habitat, rendahnya keanekaragaman genetik, serta tingginya tingkat inbreeding atau perkawinan sedarah yang kini mencapai 58,5 persen.
JRSCA Jadi Harapan Baru
Populasi kedua akan dikembangkan di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) yang terletak di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang—masih dalam kawasan TNUK, namun berjarak sekitar 14 kilometer dari habitat asli, dipisahkan oleh jalur laut.
Program ini juga membuka jalan untuk penerapan teknologi konservasi modern seperti Assisted Reproductive Technology (ART) dan biobanking guna memperkuat keberlanjutan spesies.
Kolaborasi Nasional dan Internasional
Translokasi dilakukan secara bertahap dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari akademisi, lembaga konservasi dalam dan luar negeri, hingga unsur militer.
Pada Mei lalu, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) bersama Yonkapa 1 Marinir menggelar simulasi penggunaan kendaraan amfibi Ranpur Kapa K-61 di Jakarta. Uji coba ini bertujuan memastikan kesiapan logistik dalam mengangkut badak melintasi perairan.
Langkah Nyata, Harapan Nyata
Pemerintah menegaskan bahwa translokasi ini adalah bagian dari prioritas nasional dalam konservasi spesies langka.
"Badak Jawa adalah warisan dunia yang hanya ada di Indonesia. Menjaganya adalah kewajiban kita bersama," tegas Wamenhut.
Dengan komitmen penuh dan dukungan lintas sektor, Indonesia berharap dapat menghindarkan Badak Jawa dari kepunahan, sekaligus menjadikan upaya ini sebagai model global untuk konservasi spesies terancam punah.