Pemerintah akan Bangun Gedung Pusat Pengelolaan Dana Umat di Bundaran HI

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Agu 2025, 04:40
thumbnail-author
Beno Junianto
Penulis & Editor
Bagikan
Menag Nasaruddin Umar Menag Nasaruddin Umar (website kemenag)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto merencanakan pembangunan gedung ikonik 40 lantai di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta. Gedung ini akan difungsikan sebagai Pusat Pengelolaan Dana Umat yang menampung lembaga zakat, wakaf, keuangan syariah, hingga produk halal.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan rencana tersebut dalam Peluncuran Wakaf Uang Pendidikan Islam di Jakarta, Sabtu (16/8/2025). Menurutnya, gagasan itu berangkat dari kepedulian Presiden terhadap potensi dana umat yang perlu dikelola secara optimal.

“Kalau ini semuanya kita berdayakan, kita akan mengumpulkan dana umat Rp500 triliun per tahun,” ujar Menag.

Ia menjelaskan, selama ini lembaga pengelola dana umat seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) belum memiliki kantor yang representatif. Karena itu, Presiden Prabowo mengusulkan agar pusat pengelolaan dana umat ditempatkan di lokasi paling ikonik di Jakarta.

Bekas gedung Kedutaan Besar Inggris yang kini dikelola Kementerian Luar Negeri disebut sebagai lokasi ideal. Nantinya, gedung tersebut akan menampung berbagai lembaga terkait, mulai dari BAZNAS, BWI, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), hingga Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang saat ini masih menyewa kantor.

Dikatakan Menag, Presiden bahkan memberi arahan agar desain gedung mencerminkan semangat kebangkitan dana umat. Awalnya dirancang 27 lantai sebagai simbol tanggal 27 Ramadan, tetapi kemudian disepakati menjadi 40 lantai dengan makna angka keberkahan.

“Gedung ini tidak hanya akan menjadi pusat administrasi, tetapi juga simbol kemandirian dan kebangkitan ekonomi umat di Indonesia,” tegasnya.

Gedung tersebut ditargetkan berfungsi sebagai pusat keuangan syariah nasional. Seluruh aktivitas pengelolaan zakat, infak, sedekah, wakaf, hingga jaminan produk halal dapat diurus dalam satu tempat.

Menag menambahkan, keberadaan gedung ini diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme pengelola dana umat, memperkuat kepastian hukum wakaf, serta memperluas pemanfaatan aset keumatan bagi pembangunan nasional.

Dari sisi strategis, langkah ini juga menjadi simbol reposisi dana umat sebagai instrumen penting pembangunan. Keberadaannya di jantung ibu kota menegaskan bahwa zakat, wakaf, dan instrumen syariah lain bukan sekadar praktik keagamaan, tetapi bagian integral dari sistem keuangan negara.

Namun, Menag mengingatkan masih terdapat sejumlah tantangan, antara lain literasi wakaf yang rendah, profesionalisme nazir yang perlu ditingkatkan, serta kepastian hukum aset wakaf yang harus diperkuat. “Gedung ikonik ini akan menjadi etalase, tetapi keberhasilannya bergantung pada tata kelola, transparansi, dan akuntabilitas,” ujar Menag.

TERKINI

Fortuner Ringsek Hantam Kontainer di Serpong

Metro Selasa, 19 Agu 2025 | 08:25 WIB

Myanmar Bakal Lakukan Pemilu Akhir Tahun

Luar Negeri Selasa, 19 Agu 2025 | 08:15 WIB

Istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi Dapat Remisi 9 Bulan

News Selasa, 19 Agu 2025 | 08:15 WIB

Ngeri, Turis Diijak Gajah Usai Selfie

Viral Selasa, 19 Agu 2025 | 08:00 WIB

Israel Panik, Cari Pemuda Yahudi untuk Direkrut Jadi Tentara

Luar Negeri Selasa, 19 Agu 2025 | 08:00 WIB

Jakarta, Depok dan Bogor Diguyur Hujan Pagi Ini

News Selasa, 19 Agu 2025 | 07:55 WIB

Jet Tempur China dan Filipina Bersitengang

Luar Negeri Selasa, 19 Agu 2025 | 07:30 WIB

Presiden China Xi Jinping Tegaskan Tak akan Infansi Taiwan

Luar Negeri Selasa, 19 Agu 2025 | 07:10 WIB
Load More
x|close