Pemerintah Nilai Film Merah Putih: One For All Layak Tayang?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Agu 2025, 18:21
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Film Animasi Merah Putih One For All Film Animasi Merah Putih One For All (imdb)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) telah menerima audiensi dari pembuat film animasi Merah Putih: One For All. Film ini sebelumnya banjir kritikan, gara-gara kualitasnya yang dirasa tak sebanding dengan biaya produksinya.

Dalam audiensi yang dilaksanakan sebelum film tersebut ramai digunjing warganet, Kemenekraf telah memberikan tanggapan atas Merah Putih: One For All.

Lantas, apakah menurut Kemenekraf film tersebut layak tayang?

"Penilaian dari kita terkait dengan animasi itu sebenarnya layak-layak nggak sih? Pemerintah boleh neutral nggak? Saya mencoba neutral," ujar Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar, kepada wartawan, Jakarta, Selasa, 12 Agustus 2025.

Menurut dia, pemerintah mengapresiasi film mana pun. Walau begitu, kata Irene pihaknya senang dengan sikap kritis publik terhadap Merah Putih: One For All.

"Semua kita apresiasi, tapi saya happy karena teman-teman itu sangat kritikal," ucapnya.

Pada akhirnya, kata Irene, penonton yang akan memutuskan dalam persoalan ini. Jika mendukung film yang diproduseri Toto Soegriwo itu, tentunya masyarakat akan membeli tiketnya di bioskop. Hal sebaliknya juga bisa terjadi.

"In the end of the day, yang beli tiket itu memiliki keputusan terakhir. Kalau di-support atau enggak," jelasnya.

Sebelumnya, Kemenekraf kembali menegaskan pihaknya tak membiayai pembuatan film yang disebut-sebut menghabiskan biaya Rp6,7 miliar itu.

"Beberapa hal yang perlu diklarifikasi. Satu, tidak menggunakan dana APBN. Jadi dukungan itu kan ada financial, non-financial ya. Financial tidak kita berikan," ujar Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Irene Umar di Jakarta, Selasa, 12 Agustus 2025.

Pemerintah, kata dia juga tak memberikan dukungan non-finansial. "Kedua, non-financial promosi itu juga saya rasa bisa ngeliat ya perbedaannya, kita juga nggak ada videos ya, nggak ada yang kita berikan dalam segi promosi," tutur Irene.

Satu-satunya yang diberikan pemerintah melalui Kemenekraf terhadap film tersebut, ialah waktu untuk audiensi bagi para pembuatnya.

"The only thing yang kita berikan adalah waktu 23 atau 24 menit, saya beraudiensi dengan tim ya, di mana seperti biasa kita beraudiensi dengan memberikan, mereka memaparkan, kemudian kita memberikan feedback positif ataupun negatif," tutur Irene.

"Yang penting membangun, nggak ada yang negatif atau positif, yang penting membangun dan critical gitu loh, ke pihak-pihak yang waktu itu datang ke tempatnya kita, ke kantor kita," imbuhnya.

Irene enggan mengungkapkan apa feedback atau tanggapan pihaknya dalam audiensi tersebut. Menurut dia, siapa pun pihak yang beraudiensi dengan Kemenekraf, tak terkecuali pembuat film Merah Putih: One For All, pada intinya selalu diapresiasi.

"Kalau saya ngomong biasanya apa adanya, mungkin kurang elok kalau saya sebutkan di sini, tapi teman-teman juga tahulah kan. Kita Jumbo aja bisa ditanyakan, itu juga saya kasih feedback lah," papar Irene.

"Jadi, yang lain-lain, setiap orang yang audiensi ke kita, pertama kita apresiasi akan usahanya, efforts-nya ada," imbuhnya.

x|close