Ntvnews.id, Suriah - Kemunculan gundukan tanah berkilau dari dasar Sungai Eufrat, Suriah, memicu kegemparan di kalangan warga setempat sejak akhir Juli 2025. Ratusan orang memadati tepian sungai yang tengah mengalami penyusutan drastis, berharap menemukan emas yang dikabarkan tersembunyi di balik lapisan sedimen.
Fenomena tersebut dengan cepat menciptakan euforia. Penduduk dari berbagai wilayah berdatangan, menjelma menjadi penambang dadakan yang berburu "harta karun" menggunakan sekop, saringan, hingga peralatan sederhana lainnya. Beberapa bahkan membangun tenda darurat di tepi sungai demi terus menggali sepanjang hari dan malam.
Namun, di balik hiruk-pikuk ini, sejumlah pakar mulai mengingatkan pentingnya pendekatan ilmiah. Insinyur geologi Suriah, Khaled Al Shammari, menyatakan bahwa kemunculan lapisan berkilau semacam itu bukan hal yang luar biasa di wilayah Sungai Eufrat yang memang dikenal kaya akan kandungan mineral.
“Sungai Eufrat melintasi wilayah yang kaya mineral, jadi tidak mengherankan jika ada lapisan tanah yang tampak berkilau. Namun, hanya analisis geologi yang dapat membuktikan apakah itu benar-benar emas atau hanya mineral biasa,” ujar Shammari, kepada Shafaq News, dikutip Jumat, 8 Agustus 2025.
Shammari menekankan bahwa tanpa uji laboratorium dan analisis komposisi mineral secara menyeluruh, tidak ada kepastian bahwa material tersebut benar-benar emas. Ia juga memperingatkan agar masyarakat tidak terburu-buru mengambil kesimpulan hanya berdasarkan tampilan visual yang mengilap.
Meskipun demikian, semangat warga belum surut. Banyak yang tetap meyakini bahwa yang mereka temukan adalah emas, apalagi narasi religius turut menguatkan keyakinan mereka. Fenomena ini dikaitkan dengan hadis Nabi Muhammad SAW mengenai tanda-tanda akhir zaman, di mana disebutkan akan muncul "gunung emas dari Sungai Eufrat" sebagai salah satu pertanda kiamat.
Keyakinan tersebut menjadi pemicu kuat bagi sebagian besar masyarakat, yang memandang peristiwa ini bukan sekadar fenomena alam biasa, melainkan bagian dari nubuat.