Ntvnews.id, Jakarta - Pemandangan tak biasa terjadi di dasar Sungai Eufrat yang mulai mengering. Di tengah tanah retak yang dulunya tertutup aliran air deras, warga Raqqa kini berbondong-bondong menggali, berburu kilauan emas mentah yang diyakini muncul dari dasar sungai.
Fenomena ini ramai diperbincangkan di media sosial sejak munculnya gundukan tanah berkilau yang memicu spekulasi adanya harta karun tersembunyi. Para pemburu emas terlihat siang dan malam menggali dengan sekop dan cangkul, tanpa mengindahkan bahaya.
Seorang insinyur geologi lokal, Khaled al-Shammari, mengingatkan perlunya analisis mendalam sebelum memastikan apakah material tersebut benar-benar emas atau hanya mineral lain. Ia menegaskan, “Masyarakat perlu berhati-hati dan tidak gegabah sebelum ada kepastian geologi.”
Namun, bagi banyak orang, peristiwa ini bukan sekadar gejala alam. Hadis Nabi Muhammad SAW tentang mengeringnya Sungai Eufrat dan munculnya gunung emas kembali menjadi bahan perbincangan hangat. Hadis ini dianggap sebagai salah satu tanda kiamat yang disebutkan dalam berbagai literatur Islam.
“Kiamat tidak akan terjadi sampai al-Furat (Sungai Eufrat) mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang, terbunuhlah 99 orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, ‘Mudah-mudahan aku-lah orang yang selamat.’” (HR Muslim)
Dalam kitab Nihayatul ‘Alam karya Muhammad al-‘Areifi, yang dikutip oleh Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin, hadis ini diyakini sebagai pertanda besar menjelang hari kiamat.
Ada pula penafsiran lain yang menyebutkan bahwa "gunung emas" dalam hadis tersebut bisa jadi merupakan metafora, sebagaimana dijelaskan Abu ‘Ubaidah dalam catatannya atas kitab An Nihayah Fi Al Fitan wa Al Malahim karya Ibnu Katsir. Menurutnya, harta karun yang dimaksud bisa saja merujuk pada minyak bumi atau sumber daya alam lain yang sangat bernilai di zaman modern.
Hadis lain yang juga memperkuat narasi ini disampaikan oleh Abu Hurairah RA:
“Hampir terbuka al-Furat dengan (berisi) simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya.” (HR At-Tirmidzi)
Dalam penafsiran Imam Nawawi melalui Syarah Shahih Muslim, fenomena ini terjadi akibat surutnya aliran sungai, yang menguak dasar sungai tempat harta karun itu tertimbun oleh tanah. Jika arus sungai berubah, bisa jadi tanah penutupnya ikut terkikis dan memunculkan emas yang sebelumnya tersembunyi.
Meski hingga kini belum ada bukti ilmiah kuat yang menyatakan bahwa endapan berkilau itu benar-benar emas, masyarakat tetap menggali dengan harapan besar. Sebagian karena kebutuhan ekonomi, sebagian lagi percaya bahwa mereka tengah menyaksikan tanda besar akhir zaman.
Wallahu a’lam.