Ntvnews.id, Washington DC - Gerakan MAGA (Make America Great Again) yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump menunjukkan peningkatan kritik terhadap Israel dalam beberapa bulan terakhir. Fenomena ini telah diamati oleh Trump sendiri, sebagaimana dilaporkan dalam artikel terbaru Financial Times.
Tokoh-tokoh MAGA seperti Tucker Carlson dan anggota parlemen Marjorie Taylor Greene sejak lama menyatakan keberatan mereka terhadap aksi-aksi militer Israel di Gaza dan menyerukan agar Amerika Serikat menghentikan dukungan persenjataan bagi sekutu utama di kawasan Timur Tengah tersebut.
Meningkatnya laporan media internasional tentang krisis kelaparan massal di Gaza telah memperluas gelombang kritik dari internal MAGA. Axios, pada Kamis lalu, merilis laporan berjudul "Gaza starvation widens MAGA’s rupture with Israel" (Kelaparan di Gaza memperlebar jurang perpecahan MAGA dengan Israel).
“Pendukung saya mulai membenci Israel,” ungkap Trump kepada seorang donatur Yahudi terkemuka, sebagaimana dikutip oleh seorang analis Timur Tengah yang kerap berkomunikasi dengan tim Trump.
Baca Juga: PM Jepang Ishiba Isyaratkan Negosiasi Awal Tarif Otomotif dengan Trump
Pada hari yang sama, Greene kembali mendorong penghentian aliran dana bantuan AS untuk Israel. Dalam pernyataannya di platform X, ia menulis: “Kemarin saya berbincang dengan seorang pendeta Kristen dari Gaza.
Anak-anak di sana mengalami kelaparan. Umat Kristen menjadi korban tewas dan luka-luka, begitu pula warga sipil tak bersalah lainnya.” Ia melanjutkan, “Sebagai warga Kristen Amerika, kita seharusnya tidak bisa menerima hal ini. Kita mengutuk pembunuhan dan penculikan warga sipil oleh Hamas pada 7 Oktober, dan itu tidak bisa ditoleransi.
Tapi apakah nyawa orang Israel lebih bernilai dibandingkan nyawa warga Palestina dan umat Kristen yang tidak bersalah? Mengapa Amerika terus membiayai ini?”
Baca Juga: Warga Brasil Murka dengan Kebijakan Trump, Hal Ini yang Dilakukan
Greene menutup pernyataan panjangnya dengan ajakan kepada Kongres untuk menghentikan pendanaan perang luar negeri saat pembahasan anggaran pada September mendatang.
“Saya sungguh berharap Partai Republik, yang sedang menjalani masa reses bulan Agustus ini, akan kembali dengan semangat baru di bulan September untuk menghentikan pendanaan perang asing serta menghentikan beban fiskal terhadap anak-anak dan generasi mendatang,” tegasnya.
Meski demikian, Trump tetap menjalin kedekatan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan baru-baru ini menjamunya di Gedung Putih. Namun hubungan tersebut terlihat sedikit merenggang saat Trump mengakui adanya kelaparan di Gaza, pernyataan yang dibantah oleh Netanyahu.
Sementara itu, survei Gallup yang dirilis pada Rabu pekan lalu menunjukkan bahwa 71% pendukung Partai Republik masih menyetujui operasi militer Israel di Gazamenandakan bahwa wacana keretakan antara Partai Republik dan Israel kemungkinan masih belum meluas.