Pemerintah Tetap Siaga Hadapi Potensi Karhutla hingga Akhir Agustus 2025

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Agu 2025, 18:23
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq memberikan keterangan kepada wartawan usai acara Deklarasi Komitmen Generasi Lingkungan yang tergabung dalam program Adiwiyata se-Jakarta Utara di Jakarta, Selasa (5/8/2025) Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq memberikan keterangan kepada wartawan usai acara Deklarasi Komitmen Generasi Lingkungan yang tergabung dalam program Adiwiyata se-Jakarta Utara di Jakarta, Selasa (5/8/2025) (ANTARA)

Ntvnews.id,

 Jakarta - Pemerintah tetap waspada menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga akhir Agustus 2025, terutama di tujuh provinsi yang rentan mengalami karhutla.

"Jadi, sesuai dengan arahan Bapak Presiden, bahwa kita diminta tetap siaga sampai akhir Agustus," kata Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa, 5 Agustus 2025.

Status siaga ini diberlakukan karena prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa puncak musim kemarau akan berlangsung hingga akhir Agustus 2025.

Hanif menyebutkan bahwa kewaspadaan utama difokuskan pada tujuh provinsi prioritas, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Potensi kebakaran terutama diantisipasi di ekosistem gambut yang ada di wilayah-wilayah tersebut, karena banyak kawasan gambut yang sudah mengalami pengeringan. Kombinasi dari gambut kering, cuaca panas selama beberapa hari, serta aktivitas pembakaran dapat meningkatkan risiko karhutla di daerah-daerah rawan.

"Lahan gambut itu tidak akan terbakar jika tidak ada yang sengaja membakarnya," ujarnya.

Pemerintah juga telah melakukan diskusi dengan Kepala BMKG dan Kepala BNPB untuk menjalankan operasi modifikasi cuaca di tujuh provinsi rawan.

"Sepanjang terdapat potensi awan yang bisa kita semai," jelasnya.

Dia memastikan bahwa operasi modifikasi cuaca akan terus dilakukan hingga akhir Agustus sebagai upaya pencegahan dan pengendalian potensi karhutla.

Menurut data Sistem Pemantauan Karhutla (SiPongi) milik Kementerian Kehutanan, hingga Juni 2025, luas area hutan dan lahan yang terbakar tercatat mencapai 8.594 hektare.

(Sumber: Antara)

x|close