Ntvnews.id, Sucre - Lima penambang dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun longsor di sebuah tambang emas yang terletak di Departemen Potosi, Bolivia. Kejadian nahas ini berlangsung di Tambang Amayapampa pada Jumat waktu setempat, sebagaimana disampaikan oleh pihak kepolisian.
“Lima orang dewasa ditemukan di dalam tambang. Penyebab kematian adalah sesak napas akibat tertindih,” ujar Komandan Polisi Potosi, Fernando Benitez, kepada media.
“Kami menduga sebagian bukit runtuh dan menimpa mereka,” tambahnya, sebagaimana dikutip dari nzherald.co.nz, Senin, 4 Agustus 2025.
Baca Juga: Tambang Ilegal di Jantung IKN Terungkap, Kerugian Negara Capai Rp5,7 Triliun
Tambang Amayapampa merupakan salah satu tambang emas terbesar di wilayah Potosi dan dikelola dengan metode tambang terbuka oleh Perusahaan Pertambangan Nasional Bolivia (Comibol), yang sepenuhnya dimiliki oleh negara.
Tambang tersebut berada di ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut dan berjarak sekitar 578 kilometer dari ibu kota La Paz.
Kepolisian menjelaskan bahwa kelima korban bukan merupakan pegawai tetap Comibol, melainkan penambang dengan izin resmi untuk melakukan aktivitas “paqoma,” yakni praktik tradisional pengambilan sisa-sisa bijih mineral dari area tambang yang sudah dieksploitasi.
Baca Juga: Kisah Angela Gilsha Diusir saat Dekati Area Tambang Nikel di Raja Ampat
Dengan insiden ini, total korban jiwa akibat kecelakaan tambang di wilayah Potosi sepanjang tahun 2025 telah mencapai 73 orang, ungkap Benitez.
Sebelumnya, pada bulan Maret, lima penambang juga dilaporkan tewas setelah terowongan tambang runtuh di wilayah kota La Paz.