Anomali, Puluhan Ribu Orang Mengungsi Gegara Hujan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Jul 2025, 07:50
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Hujan Deras Ilustrasi Hujan Deras (Japan News)

Ntvnews.id, Beijng - Hujan deras yang mengguyur Beijing serta wilayah utara dan timur laut Tiongkok telah menyebabkan dua orang meninggal dunia dan memaksa ribuan penduduk untuk mengungsi. Pihak berwenang pun mengeluarkan peringatan akan kemungkinan bencana lanjutan seperti banjir bandang dan tanah longsor.

Dilansir dari AsiaOne, Senin, 28 Juli 2025, dua korban jiwa dilaporkan berasal dari Provinsi Hebei, sementara dua lainnya masih dinyatakan hilang. Di Kota Baoding, wilayah industri di Hebei, hujan mencapai intensitas ekstrem sebesar 145 milimeter per jam di daerah Fuping.

Kementerian Sumber Daya Air Tiongkok telah merilis peringatan banjir untuk 11 provinsi dan daerah, termasuk Beijing dan Hebei, dengan potensi bahaya tinggi di sungai kecil dan menengah, serta arus air dari wilayah pegunungan.

Baca Juga: Ibu Bawa Bayi Dipaksa Turun Opang dari Mobil Online di Stasiun Tigaraksa Saat Hujan

Banjir dan longsor telah mempengaruhi sejumlah desa di Distrik Miyun, Beijing. Kota kecil Fengjiayu tercatat sebagai area yang paling terdampak, di mana sejumlah desa mengalami gangguan pasokan listrik dan komunikasi, menurut laporan CCTV. Lebih dari 3.000 orang dilaporkan telah dievakuasi dari kawasan tersebut, menurut siaran Beijing News Radio.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Beijing telah mengeluarkan peringatan terkait potensi bencana geologi seperti tanah longsor dan banjir lumpur, setelah hujan lebat kembali mengguyur wilayah Baoding dengan volume curah hujan yang setara dengan total curah hujan tahunan dalam waktu singkat.

Baca Juga: Hujan Deras dan Sirine Meraung-raung Picu Kepanikan di Tokyo, Ramalan Manga Terjadi?

Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah utara Tiongkok sering dilanda hujan berintensitas tinggi, menyoroti kerentanan kota-kota besar seperti Beijing terhadap bencana banjir. Sejumlah ilmuwan menghubungkan tren cuaca ekstrem ini dengan dampak perubahan iklim global.

Di Baoding, Stasiun Xizhuang melaporkan curah hujan mencapai 540 milimeter hanya dalam delapan jam, jauh melampaui rata-rata tahunan kota tersebut yang sekitar 500 milimeter. Akibat bencana ini, lebih dari 46.000 orang terdampak dan 4.655 warga harus dievakuasi, ungkap CCTV.

Pemerintah Tiongkok masih terus memantau kondisi cuaca ekstrem ini karena berpotensi menguji daya tahan infrastruktur pengendalian banjir yang sudah menua, mendorong evakuasi besar-besaran, serta membahayakan sektor pertanian yang bernilai sekitar USD 2,8 triliun.

x|close