Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Donald Trump kembali menuai kontroversi setelah mengunggah gambar hasil kecerdasan buatan (AI) yang memperlihatkan dirinya mengenakan pakaian paus. Unggahan ini muncul beberapa hari setelah Trump secara bercanda mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi paus.
Meski ada warganet yang menganggap unggahan tersebut lucu, banyak juga yang mengecamnya sebagai tindakan tidak sensitif, terutama karena dilakukan setelah wafatnya Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus meninggal bulan lalu di usia 88 tahun akibat stroke dan gagal jantung, seperti yang dijelaskan oleh dokter Vatikan Andrea Arcangeli dalam surat kematian yang dirilis pekan lalu, menurut laporan Reuters. Presiden Trump turut hadir bersama sejumlah pemimpin dunia dalam prosesi pemakaman tersebut.
Namun, setelah Trump membagikan gambar dirinya mengenakan jubah paus, banyak pengguna media sosial yang menuduhnya telah meremehkan kematian Paus Fransiskus.
“Ini tidak menghormati gereja dan Tuhan sendiri... dia benar-benar antikristus,” komentar seorang pengguna.
“Ini sangat tidak menghormati dan narsistik. Republik benar-benar memilih orang seperti ini,” timpal yang lain.
Komentar kontroversial ini bermula dari jawaban Trump saat ditanya oleh seorang jurnalis tentang siapa yang ingin ia lihat menggantikan Paus Fransiskus. Tanpa ragu, pria berusia 78 tahun itu menjawab, “Saya ingin jadi Paus. Itu akan jadi pilihan nomor satu saya.”
Trump kemudian menambahkan bahwa ia sebenarnya tidak memiliki preferensi, namun menyebut bahwa ada seorang kardinal asal New York yang menurutnya “sangat baik,” seraya berkata, “Kita lihat saja nanti.”
Pernyataan Trump ini mendapat dukungan dari Senator Lindsey Graham dari Carolina Selatan.
“Saya sangat senang mendengar bahwa Presiden Trump terbuka untuk menjadi paus berikutnya. Ini benar-benar kandidat kejutan, namun saya meminta para kardinal dan umat Katolik untuk tetap berpikiran terbuka terhadap kemungkinan ini!” tulis Graham di X.