Bea Cukai Luncurkan X-Ray Canggih, BRIN Tegaskan Teknologinya Sudah Bisa Diproduksi Dalam Negeri

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Des 2025, 17:17
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai meresmikan penggunaan alat pemindai peti kemas (X-Ray) terbaru yang dilengkapi fitur radiation portal monitor (RPM) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. 

Teknologi ini memungkinkan mendeteksi bahan nuklir serta zat radioaktif dalam kontainer, serta melakukan pemeriksaan secara cepat dan dinilai akurat tanpa membuka fisik peti kemas. 

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria yang turut hadir menjelaskan bahwa RPM merupakan teknologi yang sudah umum digunakan secara global.

Namun ia mengungkapkan untuk pemanfaatannya di Indonesia masih sangat terbatas.

"Jadi RPM itu teknologi yang sudah berkembang di dunia, saat ini kita masih banyak mengimpor dan pemanfaatannya di Indonesia belum sampai 12 ya," ucap Arif, Jumat 12 Desember 2025.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bersama Kepala BRIN Arif Satria Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bersama Kepala BRIN Arif Satria

Baca juga: Usai Diancam Purbaya, Bea Cukai Langsung Pasang Mesin X-Ray Baru di Pelabuhan Tanjung Priok

"Saya kira ini jumlah yang sangat kecil di Malaysia, satu pelabuhan bisa sampai 40 alat ini dipasang," sambungnya.

Lebih lanjut, Arif menegaskan bahwa BRIN telah berhasil mengembangkan teknologi RPM dalam negeri dengan harga lebih murah. 

"BRIN sudah berhasil membuat alat ini dengan harga lebih murah 50 persen harganya. Inilah sekarang ini kami sedang bekerjasama dengan mitra, dengan swasta. Ada beberapa swasta yang ingin bekerjasama licensing untuk memproduksi karya BRIN dalam rangka untuk memonitor radiasi itu dengan portal ini," jelasnya.

Arif menjelaksan salah satu alat hasil produksi BRIN telah dipasang di Cikande untuk memonitor keberadaan Cesium-137 menyusul kasus temuan zat radioaktif tersebut beberapa waktu lalu.

Baca juga: BRIN Identifikasi 118 DAS Terdampak Bencana Banjir Di Aceh dan Sumut

Arif berharap kerja sama antara BRIN, Bea Cukai, Pelindo, dan Kementerian Keuangan dapat diperkuat guna memastikan pemantauan radiasi di pelabuhan semakin optimal. 

"Saat ini alat yang sudah diproduksi oleh BRIN sudah dipasang di Cikande. Untuk monitor cesium 137 yang kemarin itu punya masalah. Oleh karena itu kita berharap kerjasama di Bea Cukai, Pelindo dengan BRIN, Kementerian Keuangan ini bisa terus digalakkan agar masalah radioaktif ini bisa diatasin," tandasnya.

x|close