Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arif Satria, menegaskan bahwa arah riset di Indonesia perlu berfokus pada prinsip keberlanjutan atau sustainability yang berbasis pada kekayaan biodiversitas nasional.
Dalam Sidang Terbuka Majelis Pengukuhan Profesor Riset BRIN di Jakarta, Selasa, 25 November 2025, Arif menjelaskan bahwa Indonesia memiliki beragam biomaterial yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan baku. Ia mencontohkan berbagai inovasi yang kini telah berkembang di dunia.
“Di China, sebagian pakaian tidak lagi bersumber dari cotton, dari kapas, tapi sudah ada rumput laut. Kemudian misalnya kita lihat rompi anti peluru, itu dari limbah sawit. Helm dari limbah sawit. Bahkan sekarang riset tentang kaca, itu bagaimana membuat kaca dari kayu,” katanya.
Menurut Arif, pemanfaatan biomaterial tidak hanya menjadi bentuk pemaksimalan potensi sumber daya yang melimpah di Indonesia, melainkan juga bagian dari upaya menjaga kesinambungan ketersediaan material tersebut di masa depan.
Baca Juga: Kepala Brin Arif Satria Tegaskan Kawal Riset Program Prioritas Prabowo Bidang Pangan, Energi dan Air
Ia menekankan bahwa riset-riset tanah air harus mengadopsi pendekatan regeneratif untuk memastikan keberlanjutan pasokan biomaterial.
“Regeneratif ini sekarang semakin diperlukan, karena untuk menjaga sustainability pasokan biomaterial, maka regeneratif itu bagaimana kita terus menjaga pertumbuhan dan bahkan meningkatkan volume agar sumber pasokan ini bisa terjaga dengan baik,” ujarnya.
Arif menambahkan bahwa pendekatan ini sekaligus dapat membantu mitigasi perubahan iklim.
“Pada saat yang sama kita bisa mengantisipasi masalah perubahan iklim karena bahan-bahan baku ini bersumber dari tanaman, pepohonan yang bisa untuk menyerap karbon,” lanjutnya.
Baca Juga: Resmi Menjabat, Kepala BRIN Arif Satria Ajak Sivitas Akademika Bersama Ciptakan Masa Depan
Ia juga menyampaikan harapannya agar para peneliti Indonesia berorientasi pada kemanfaatan hasil riset, sehingga dapat memberikan solusi nyata bagi tantangan yang dihadapi bangsa. Arif mengutip pandangan Jack Ma untuk menegaskan pentingnya daya cipta dalam dunia riset. Menurutnya, masa depan bukan lagi ditentukan sekadar oleh penguasaan ilmu, melainkan imajinasi.
“Jadi, tiga kata kunci yang menentukan percayaan kita ke depan adalah imajinasi, creativity, dan learning. Dan saya kira periset ini memenuhi itu semua. Periset tidak mungkin melakukan riset menemukan hal baru tanpa imajinasi yang kuat, tanpa kreativitas yang kuat, dan tanpa learning yang kuat,” tutur Arif Satria.
(Sumber: Antara)
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria ditemui di sela-sela Sidang Terbuka Majelis Pengukuhan Profesor Riset BRIN di Jakarta, Selasa, 25 November 2025. ANTARA/Sean Filo Muhamad (Antara)