Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa bencana banjir dan longsor di Sumatera Barat bukan disebabkan oleh aktivitas tambang.
Kendati demikian, Bahlil memastikan bahwa pengecekan masih berjalan untuk Aceh dan Sumatera Utara, termasuk evaluasi tim terkait kemungkinan dampaknya.
Ia mengatakan keputusan baru akan diambil setelah seluruh proses pengecekan selesai.
"Kalau di Sumatera Barat, itu tidak ada. Di Aceh pun kita lagi melakukan pengecekan. Kalau di Sumut, tim evaluasi kita lagi melakukan evaluasi," ucap Bahlil dikutip, Jumat 5 Desember 2025.
Baca juga: Bahlil Lahadalia Tegaskan Evaluasi dan Sanksi Tegas Untuk Tambang di Aceh, Sumut, dan Sumbar
"Jadi nanti setelah tim evaluasi, baru saya akan cek dampak dari tambang ini ada atau tidak," lanjutnya.
Di sisi lain, Bahlil memastikan akan memberikan sanksi tegas kepada perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) yang melanggar aturan.
"Tetapi saya pastikan, kalau ada tambang atau IUP yang bekerja tidak sesuai dengan kaidah aturan yang berlaku, kita akan memberikan sanksi tegas," jelasnya.
Terkait dugaan tambang emas di Tapanuli Selatan memperburuk kondisi banjir, dirinya sudah meninjau lokasi.
Tambang Martabe disebut menghentikan operasi sementara demi fokus membantu warga.
Baca juga: Bahlil Lapor ke Presiden, Pasokan Listrik Aceh dan Tapteng Pulih Besok
"Nah Martabe itu di Tapsel. Saya kemarin juga mengecek lokasi itu, di Martabe ini tambang emas. Kalinya, sungainya itu kan ada tiga. Ada tiga kali gede, sama kali yang kena banjir ini kali yang sedangnya, yang tengah. Kali yang di Martabe ini yang paling kecil. Tim tambang tetap melakukan evaluasi sampai sekarang. Kemarin saya juga cek, tapi tim kami lagi mengecek sampai selesai baru kami memutuskan," ungkap Bahlil.
"Kemarin sih nggak berlanjut, karena sekarang kemarin saya minta bantu untuk mereka fokus bantu alat-alat mereka bantu saudara-saudara kita yang kena bencana," tandasnya.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (Istimewa)