Meta Siapkan Langkah Masuk Ke Bisnis Perdagangan Listrik Untuk Penuhi Kebutuhan Pusat Data

Ntvnews.id, Jakarta - Meta berancang memasuki bisnis perdagangan listrik sebagai strategi untuk mempercepat pembangunan pembangkit baru yang diperlukan dalam memasok energi bagi infrastruktur pusat data perusahaan. Informasi tersebut disampaikan TechCrunch dalam siarannya Sabtu, 22 November 2025, mengutip laporan Bloomberg yang menyatakan bahwa Meta dan Microsoft tengah mengajukan permohonan persetujuan federal untuk aktivitas perdagangan listrik.

Meta menilai pendekatan tersebut akan membuka peluang bagi perusahaan untuk membuat komitmen jangka panjang dalam pembelian energi dari pembangkit baru, sambil tetap memiliki fleksibilitas untuk menjual kembali sebagian daya ke pasar energi guna memitigasi risiko. Kepala Energi Global Meta, Urvi Parekh, mengatakan kepada Bloomberg bahwa para pengembang pembangkit listrik "ingin mengetahui bahwa konsumen listrik bersedia terlibat langsung" dalam bisnis tersebut. Ia menegaskan, "Tanpa Meta mengambil peran lebih aktif dalam menyuarakan kebutuhan untuk meningkatkan jumlah daya yang ada di sistem, prosesnya tidak akan berjalan secepat yang kami harapkan."

Baca Juga: Meta Menang Kasus Gugatan Akuisisi Instagram dan WhatsApp

Dorongan meningkatkan pasokan energi tidak lepas dari kebutuhan listrik besar untuk menopang ekspansi pusat data perusahaan teknologi. Bloomberg mencatat bahwa setidaknya tiga pembangkit listrik berbasis gas harus dibangun untuk memenuhi kebutuhan pusat data Meta di Louisiana, Amerika Serikat.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan daya meningkat akibat perkembangan teknologi kecerdasan buatan, Meta sebelumnya telah menandatangani tiga kesepakatan baru untuk mengamankan pasokan hingga 1 gigawatt dari pembangkit listrik tenaga surya. Selain itu, Meta juga telah mengumumkan pembelian 600 megawatt listrik dari fasilitas pembangkit surya berskala besar di dekat Lubbock, Texas, yang direncanakan mulai beroperasi secara komersial pada 2027.

(Sumber: Antara)