Ntvnews.id, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menyatakan bahwa pihaknya menargetkan rasionalisasi jumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari total sekitar 1.044 perusahaan menjadi hanya 230 hingga 340 perusahaan dalam lima tahun ke depan.
Menurut Rosan, dari semula sekitar 800 perusahaan BUMN, jumlah tersebut terus bertambah hingga kini mencapai lebih dari seribu perusahaan yang tersebar di 12 sektor.
“Kita ingin membuat ini efektif, efisien dari seribu perusahaan BUMN. Kita sudah reviu (review), mungkin arahnya hanya sampai 230–340 BUMN nantinya, lima tahun ke depan,” ujarnya di Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025.
Ia menjelaskan bahwa rencana rasionalisasi ini merupakan bagian dari target Danantara sebagai Badan Pengelola Investasi, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan kualitas pengelolaan BUMN.
Baca Juga: Danantara Siap Koreksi Laporan Keuangan BUMN yang Tidak Sesuai
“Itu memang target dari kami, karena kami tidak berbicara soal angka, kami berbicara mengenai kualitas. Dan saya juga bilang, kalau di kita bukan bicara hanya untung dan rugi (profit and loss), tapi kita lebih bicara sumber daya manusia juga,” kata Rosan.
Sementara itu, Presiden RI Prabowo Subianto sebelumnya menyatakan optimismenya bahwa pengurangan jumlah BUMN dari sekitar 1.000 menjadi sekitar 200 entitas usaha akan meningkatkan rasio profitabilitas atau Return of Asset (RoA).
Presiden telah memberikan arahan kepada CEO Danantara Indonesia Rosan Perkasa Roeslani untuk melaksanakan rasionalisasi tersebut, sekaligus memastikan agar pengelolaan BUMN dilakukan dengan standar bisnis internasional dan melibatkan talenta terbaik, baik dari dalam maupun luar negeri.
Prabowo menegaskan bahwa langkah itu ditujukan agar pengelolaan BUMN menjadi lebih efisien, transparan, dan berdaya saing global, serta diyakini dapat meningkatkan rasio RoA BUMN yang sebelumnya hanya berada di kisaran 1–2 persen.
(Sumber: Antara)