Ntvnews.id, Jakarta – Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan optimisme bahwa dividen yang disetorkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai Rp140 triliun.
“Dividen kita pada tahun ini kita terima, walaupun kita terima secara bertahap, itu kurang lebih (diperkirakan) mencapai Rp140 triliun,” ujar Rosan dalam acara HIPMI-Danantara Indonesia Business Forum 2025 di Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025.
Rosan menjelaskan bahwa saat ini Danantara mengelola aset senilai 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp16,57 kuadriliun. Dengan nilai tersebut, Danantara menempati posisi sebagai sovereign wealth fund atau lembaga pengelola investasi negara terbesar kelima di dunia.
“Ini adalah awalnya, dan tentunya aset ini kita ketahui adalah dari semua transformasi BUMN yang dulu berada kepemilikannya di bawah Kementerian Keuangan, tapi dikelola oleh Kementerian BUMN, dan sekarang kepemilikan serta pengelolaannya ada di bawah Danantara,” katanya.
Sebagai CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan menargetkan lembaga yang dipimpinnya dapat menghimpun dan menanamkan investasi hingga 40 miliar dolar AS atau sekitar Rp662,8 triliun (dengan kurs Rp16.570 per dolar AS) dalam lima tahun mendatang.
“Itu tanpa menggunakan leverage. Itu semua berasal dari modal ekuitas. Kalau saya pakai leverage empat atau lima kali, maka saya punya sekitar 250 miliar dolar AS (sekira Rp4.142,5 triliun) untuk diinvestasikan,” ujar Rosan.
Baca Juga: Danantara Pastikan Selektif Angkat WNA Jadi Direksi BUMN
Untuk memperkuat kapasitas investasi, Rosan mengungkapkan bahwa Danantara kini aktif menjalin kerja sama dalam bentuk dana bersama (co-investment funds) dengan sejumlah sovereign wealth fund (SWF) global. Saat ini, kemitraan telah terbangun dengan Qatar Investment Authority (QIA) dan China Investment Corporation (CIC).
Selain itu, Danantara juga tengah menjajaki kolaborasi serupa dengan mitra dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi.
Rosan menambahkan bahwa salah satu fokus utama Danantara ke depan adalah restrukturisasi BUMN. Ia menyebut jumlah entitas BUMN yang saat ini mencapai sekitar 1.000 akan dikonsolidasikan menjadi sekitar 200 perusahaan agar lebih efisien dan berdaya saing tinggi.
(Sumber: Antara)