Pertamina Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Program Pertapreneur Aggregator

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Sep 2025, 16:00
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Sejumlah pekerja UMKM binaan PT Pertamina (Persero), yang juga peserta program Pertapreneur Aggregator, CV Siwarak Sejahtera Sentosa (SSS) Food, tengah memproduksi olahan buah nanas dengan merek Nanas-Qu di Desa Siwarak, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Sejumlah pekerja UMKM binaan PT Pertamina (Persero), yang juga peserta program Pertapreneur Aggregator, CV Siwarak Sejahtera Sentosa (SSS) Food, tengah memproduksi olahan buah nanas dengan merek Nanas-Qu di Desa Siwarak, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa program pelatihan berkelanjutan Pertapreneur Aggregator dirancang untuk melahirkan pelaku UMKM yang tidak hanya berkembang sendiri, tetapi juga mampu membina UMKM lain agar naik kelas.

"Naik kelas tidak hanya pendapatan saja, tetapi mampu memperluas jangkauan pemasaran, serta meningkatkatnya jumlah karyawan, kelompok petani, dan UMKM lain di sekitarnya yang mendapatkan manfaat ekonomi," ujar VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Ia mencontohkan usaha olahan nanas bernama Nanas-Qu, yang meraih posisi kedua dalam Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024 dan kini terus berkembang.

Nanas-Qu merupakan produk dari CV Siwarak Sejahtera Sentosa (SSS) Food, UMKM binaan Pertamina yang berlokasi di Desa Siwarak, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

"UMKM ini bahkan mampu memberdayakan hampir seribu petani nanas madu di Desa Siwarak, meningkatkan lapangan kerja lokal, hingga pengembangan ekonomi dan lingkungan dengan pemanfaatan limbah menjadi barang bermanfaat serta potensi pengembangan desa wisata," jelas Fadjar.

Baca Juga: Pertamina Jalankan Peran Strategis sebagai Agen Penggerak Pembangunan Sumber Daya Manusia

Pemilik CV SSS Food, Ngudiono, mengakui program Pertapreneur Aggregator sangat membantu perkembangan bisnisnya.

"Lewat Pertapreneur Aggregator, saya belajar cara membangun rantai pasokan yang adil untuk petani, mengelola produksi agar lebih efisien, dan meningkatkan penghasilan, bukan hanya untuk saya tapi juga petani," katanya.

Saat ini, Nanas-Qu telah membina empat UMKM. Ngudiono menargetkan jumlah tersebut meningkat hingga lima kali lipat dengan memperluas kerja sama ke desa-desa penghasil nanas lainnya di Purbalingga dan sekitarnya.

Menurut Ngudiono, dukungan Pertapreneur Aggregator juga berdampak pada lonjakan kapasitas produksi, dari sebelumnya 1.200–1.500 cup olahan nanas madu per hari kini mencapai 5.000 cup.

Jumlah tenaga kerja tetap pun ikut bertambah. Saat ini Nanas-Qu memiliki 15 pekerja, dan dalam dua tahun mendatang diperkirakan meningkat menjadi 30 pekerja lokal. Selain itu, lebih dari 900 petani nanas binaan turut terlibat sebagai penyedia bahan baku.

Baca Juga: Pertamina Dukung Motorsport Nasional Lewat Pertamax Turbo Drag Fest 2025

Ngudiono bahkan menargetkan pasar internasional. "Upaya ini diharapkan mampu mendorong peningkatan omzet sekaligus memperluas jangkauan produk inovasi berbasis nanas," ujarnya, seraya menyebut Timur Tengah dan Asia Timur sebagai sasaran berikutnya.

Meski kapasitas produksi meningkat, ia tetap berupaya menjaga keberlanjutan lingkungan dengan mengelola limbah. Jika dulu kulit dan pucuk nanas dibuang ke sungai, kini diolah menjadi pakan ternak dan pupuk kompos oleh kelompok pengelola limbah.

"Pertapreneur mengajarkan kami untuk peduli pada 2P, yaitu planet dan people, namun tetap harus profit," tegas Ngudiono.

Sumber: ANTARA

x|close