Produksi Freeport Menurun Akibat Longsor di Tambang Grasberg

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Sep 2025, 14:35
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia mendengarkan penjelasan dari salah satu pimpinan tambang bawah tanah soal upaya penyelamatan tujuh pekerja yang masih terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura, Mimika, Papua Te Presiden Direktur PT Freeport Indonesia mendengarkan penjelasan dari salah satu pimpinan tambang bawah tanah soal upaya penyelamatan tujuh pekerja yang masih terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura, Mimika, Papua Te (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengonfirmasi produksi PT Freeport Indonesia (PTFI) mengalami penurunan akibat insiden longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Tembagapura, Mimika, Papua Tengah.

“Sementara ini produksi berhenti di GBC. (Kapasitas produksi) turun, mungkin cuma (beroperasi) 30 persennya lah,” ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, saat ditemui di Senayan, Jakarta, Senin, 15 September 2025. 

Data PTFI mencatat, rata-rata produksi bijih sepanjang 2024 mencapai 208.356 ton per hari, terdiri atas tembaga, emas, dan perak. Dari total tersebut, GBC menjadi penyumbang terbesar dibanding dua tambang bawah tanah lainnya yang juga dikelola Freeport, yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan.

Dalam laporan resmi Freeport, rincian produksi konsentrat menunjukkan GBC menghasilkan sekitar 133.800 ton per hari, DMLZ sekitar 64.900 ton per hari, dan Big Gossan sekitar 8.000 ton per hari. Dengan demikian, kontribusi GBC setara 64 persen dari total kapasitas produksi Freeport Indonesia.

Baca Juga: Tujuh Pekerja Freeport Masih Terjebak Longsor di Tambang Bawah Tanah

Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno ketika ditemui di Senayan, Jakarta, Senin 15 September 2025. (ANTARA/Putu Indah Savitri) <b>(Antara)</b> Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno ketika ditemui di Senayan, Jakarta, Senin 15 September 2025. (ANTARA/Putu Indah Savitri) (Antara)

Tri menambahkan, saat ini tim gabungan dari Freeport dan Kementerian ESDM masih melakukan pencarian terhadap tujuh pekerja yang terjebak akibat tertutup material longsor.
“Belum (ketemu), masih diupayakan,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyampaikan bahwa perusahaan telah mengerahkan seluruh sumber daya yang ada untuk menyelamatkan tujuh pekerja tersebut. Tim tanggap darurat PTFI, kata dia, terus berupaya membuka akses ke titik perkiraan lokasi para pekerja dengan memanfaatkan alat berat, bor, dan drone. Namun, proses evakuasi menghadapi kendala serius berupa material basah aktif yang menutup jalur, sekaligus memutus akses komunikasi.

Dalam pelaksanaan operasi ini, PTFI bekerja sama dengan Inspektur Tambang dari Kementerian ESDM, MIND ID, serta Freeport McMoRan.

Baca Juga: Freeport Kerahkan Seluruh Sumber Daya untuk Selamatkan 7 Pekerja Terjebak di Tambang Grasberg

Tony menegaskan, tantangan paling berat yang dihadapi saat ini adalah volume lumpur bijih basah dalam jumlah besar yang masuk ke area tambang bawah tanah GBC. Kondisi itu menyulitkan upaya evakuasi maupun pemulihan jalur akses.

Insiden longsor sendiri terjadi pada Senin, 8 September 2025 malam sekitar pukul 22.00 WIT di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Extraction 28–30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika. Material basah yang mengalir deras dari salah satu titik pengambilan produksi menutup akses ke sejumlah area tambang, sehingga membatasi rute evakuasi bagi tujuh pekerja yang masih terjebak. (Sumber : Antara)

x|close