Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Agustus 2025 sebesar US$66,07 dolar per barel. Angka ini menurun dari ICP Juli 2025 yang mencapai US$68,59 dolar per barel.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menjelaskan penurunan harga tersebut dipengaruhi melemahnya permintaan global serta potensi perlambatan ekonomi akibat kebijakan tarif baru yang diberlakukan AS terhadap sejumlah negara.
Selain faktor permintaan, harga minyak mentah dunia juga tertekan surplus pasokan seiring meningkatnya produksi Amerika Serikat dan OPEC+. OPEC memperkirakan adanya tambahan produksi sepanjang 2025, sementara output AS diproyeksikan naik 0,3 juta barel per hari (y-o-y) menjadi 22,1 juta barel per hari. China juga diprediksi meningkatkan produksi sekitar 34 ribu barel per hari dari ladang offshore di Teluk Bohai dan Laut China Selatan.
Baca Juga: Wamen ESDM: Transisi Energi Jadi Faktor Utama Penutupan Kilang Global
Faktor eksternal lain turut menekan harga, termasuk pengenaan tarif impor AS terhadap minyak dari India yang dinaikkan menjadi 50 persen sejak 27 Agustus 2025. Kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar terkait stabilitas ekonomi India sebagai salah satu konsumen minyak terbesar.
Dari sisi geopolitik, rencana Presiden AS memberhentikan Gubernur The Fed juga memicu kegelisahan karena dianggap dapat mengganggu independensi bank sentral dan berimbas pada kestabilan ekonomi global.
Untuk kawasan Asia Pasifik, harga turut dipengaruhi sikap hati-hati kilang-kilang India dalam membeli minyak Rusia, pengenaan tarif tambahan oleh AS, serta berkurangnya konsumsi akibat periode pemeliharaan kilang di beberapa negara Asia.
Adapun rata-rata harga minyak mentah utama dunia Agustus 2025 juga mengalami penurunan:
-
Dated Brent: US$68,21/barel (turun 2,78 dolar).
-
WTI (Nymex): US$64,02/barel (turun 3,22 dolar).
-
Brent (ICE): US$67,26/barel (turun 2,29 dolar).
-
OPEC Basket: US$69,69/barel (turun 1,26 dolar).
-
ICP Indonesia: US$66,07/barel (turun 2,52 dolar).
(Sumber: Antara)