IHSG Dibuka Menguat, Rupiah Kokoh Rp16.251 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Agu 2025, 10:44
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Karyawan memantau pergerakan harga saham di salah satu kantor perbankan di Jakarta. Ilustrasi - Karyawan memantau pergerakan harga saham di salah satu kantor perbankan di Jakarta. (ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/aa.)


Ntvnews.id
, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 11 Agustus 2025 diperkirakan bergerak mendatar di tengah pelaku pasar bersikap "wait and see" terhadap kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 62,16 poin atau 0,83 persen ke posisi 7.595,55.

Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,75 poin atau 0,60 persen ke posisi 797,63.

"IHSG diperkirakan akan bergerak pada area konsolidasi pada kisaran 7.480 sampai 7.680. Kenaikan lebih lanjut perlu dikonfirmasi oleh breakout disertai volume yang meningkat,” ujar Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam kajiannya.

Baca juga: Kepercayaan Investor Menguat, Transformasi Jadi Daya Tarik Saham BRI

Dari mancanegara, selama pekan ini, pelaku pasar akan fokus terhadap kesepakatan perdagangan antara AS dan China sebelum batas waktu 12 Agustus 2025.

Selain itu, pelaku pasar akan mencermati pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus 2025 di Alaska, untuk negosiasi mengakhiri perang Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Di sisi lain, ekspektasi terhadap penurunan suku bunga The Fed meningkat pada September 2025, terutama setelah Trump menominasikan penasihat ekonominya untuk mengisi posisi Gubernur The Fed yang kosong.

Tarif resiprokal Trump telah resmi berlaku sejak 7 Agustus 2025 dengan besaran tarif 10-41 persen terhadap lebih dari 90 negara, sehingga rata-rata tarif naik menjadi di atas 15 persen dari 2,3 persen di awal tahun ini, serta mencapai level tertinggi sejak 1938.

Baca juga: Saham Bank Mandiri Menguat, Analis Sebut Sentimen Global Jadi Pemicu Utama

Secara global, pelaku pasar akan mencermati data industrial production dan retail sales dari China, data GDP Euro Area, serta data GDP Inggris.
Pada perdagangan Jumat (08/08), bursa saham Eropa ditutup mayoritas melemah, diantaranya Euro Stoxx 50 melemah 0,29 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,06 persen, indeks DAX Jerman turun 0,12 persen, sementara indeks CAC Prancis menguat tipis 0,44 persen.

Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup menguat pada Jumat (08/08), diantaranya indeks Nasdaq Composite menguat 207,32 poin atau 0,98 persen ke posisi 21.450,02, indeks S&P 500 ikut menguat 49,45 poin atau 0,78 persen menjadi 6.389,45, dan Dow Jones Industrial Average naik 206,97 poin atau 0,47 persen ke level 44.175,61.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 761,33 poin atau 1,85 persen ke 41.820,48, indeks Shanghai menguat 4,44 poin atau 0,14 persen ke 3.639,87, indeks Hang Seng melemah 44,82 poin atau 0,17 persen ke 24.833,55, dan indeks Strait Times menguat 0,18 poin atau 0,00 persen ke 4.239,45.

Sementara itu, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi (11/8) di Jakarta menguat sebesar 42 poin atau 0,26 persen menjadi Rp16.251 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.293 per dolar AS.

x|close