Ntvnews.id, Jakarta - Perusahaan elektronik besar asal Jepang, Panasonic, mengumumkan rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawan di seluruh dunia. Keputusan besar ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk memperbaiki profitabilitas di tengah tantangan ekonomi global dan perubahan tren permintaan pasar.
Panasonic, yang menjadi salah satu pemasok utama baterai untuk kendaraan listrik Tesla, menyatakan bahwa pemangkasan ini akan berdampak pada sekitar 4% dari total tenaga kerjanya yang mencapai hampir 230.000 orang di berbagai belahan dunia. Proses ini akan difokuskan pada tahun fiskal berjalan hingga Maret tahun depan.
"Kami akan meninjau secara menyeluruh efisiensi operasional di setiap perusahaan grup, terutama di departemen penjualan dan nonproduksi," kata Panasonic dalam pernyataan resminya yang dikutip dari AFP, Sabtu, 10 Mei 2025.
Baca Juga: Hindari PHK, 3.000 Pekerja Perhotelan di Jabar Dapat Pengurangan Jam Kerja
"Kami akan mengevaluasi kembali jumlah organisasi dan personel yang benar-benar dibutuhkan," tambah Panasonic.
Perusahaan yang bermarkas di Osaka ini menyebutkan bahwa pemangkasan karyawan akan melibatkan 5.000 pekerja di Jepang dan 5.000 lainnya di luar negeri, dan pelaksanaannya akan dilakukan "sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan, aturan, dan regulasi di setiap negara dan wilayah."
Sejak pertengahan abad ke-20, Panasonic dikenal luas di dunia berkat produk elektroniknya seperti penanak nasi, televisi, dan perekam video. Kini, perusahaan tersebut sedang menjalani restrukturisasi besar-besaran. Selain menyediakan baterai untuk Tesla, Panasonic juga menjalankan bisnis di bidang perumahan, energi, dan otomotif.
Pada bulan Februari lalu, Panasonic telah mengumumkan program reformasi manajemen yang dirancang untuk mengatasi "berbagai masalah struktural" yang dihadapi perusahaan.
"Melalui reformasi manajemen saat ini, perusahaan bertujuan untuk meningkatkan keuntungan setidaknya sebesar 150 miliar yen (sekitar 1 miliar dolar AS)," ungkap Panasonic.
Baca Juga: Ini Penyebab 24.036 Orang Kena PHK Sejak Awal Tahun
Dalam laporan keuangan tahunan yang dirilis pada hari yang sama, Panasonic memperkirakan laba bersih akan turun sebesar 15% untuk tahun ini, disertai penurunan penjualan hingga delapan persen. Untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2025, Panasonic mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 17,5% menjadi 366 miliar yen.
Panasonic juga menyatakan bahwa perusahaan sedang menghadapi "perubahan lingkungan bisnis yang sedang berlangsung, seperti penurunan permintaan untuk kendaraan listrik (EV)." Namun demikian, efek dari tarif perdagangan Amerika Serikat belum dimasukkan ke dalam proyeksi keuangan tersebut.
"Perusahaan terus memantau situasi tarif dan bertujuan meminimalisir dampak yang dihasilkan dengan mengambil langkah-langkah jangka pendek maupun jangka panjang," tambah Panasonic.
Dalam wawancara yang diterbitkan pada bulan April, CEO Panasonic Holdings, Yuki Kusumi, mengatakan kepada Nikkei bahwa pengurangan jumlah karyawan menjadi langkah yang harus diambil, meskipun saat itu ia belum mengungkapkan skala pengurangan tersebut.
"PHK diperlukan agar kami dapat bersaing di level yang kompetitif dengan perusahaan lain," ujar Kusumi kepada Nikkei.
Walaupun langkah ini terbilang drastis, Kusumi mengingatkan bahwa sepanjang sejarahnya, Panasonic pernah mengalami masa pertumbuhan jumlah karyawan secara bertahap selama periode-periode yang menguntungkan.