Ntvnews.id, Riyadh - Arab Saudi mulai memberikan akses terbatas ke satu-satunya toko alkohol yang beroperasi di Riyadh. Meski demikian, pembelian tetap dibatasi dengan sejumlah persyaratan ketat dan tidak dapat dilakukan secara bebas oleh semua orang.
Toko alkohol tersebut diperuntukkan khusus bagi warga asing nonmuslim pemegang status Premium Residency. Kebijakan terbatas ini menjadi bagian dari strategi kerajaan untuk menarik investor serta wisatawan kelas atas.
Dikutip dari AP. Selasa, 30 Desember 2025, toko tanpa papan nama itu berlokasi di Kawasan Diplomatik Riyadh. Meski pembukaan aksesnya tidak diumumkan secara resmi, kabar tersebut cepat menyebar dan memicu antrean kendaraan serta pengunjung. Sebelumnya, sejak dibuka pada Januari 2024, toko ini hanya melayani diplomat asing non-Muslim.
Baca Juga: Turis Keluhkan Aturan Alkohol di Thailand, Ada Apa?
Premium Residency merupakan izin tinggal khusus yang ditujukan bagi investor, pengusaha, serta tenaga ahli berpenghasilan tinggi. Berbeda dengan izin tinggal reguler, status ini tidak memerlukan sponsor lokal dan memberikan berbagai hak istimewa, seperti kepemilikan properti dan pendirian usaha.
Sebagai negara yang menerapkan hukum Syariah dan menjadi rumah bagi situs-situs suci Islam, Arab Saudi telah memberlakukan larangan alkohol sejak awal 1950-an. Keberadaan toko ini dipandang sebagai uji coba terbatas di tengah upaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk menarik investasi dan wisatawan asing, sekaligus mengurangi ketergantungan ekonomi pada sektor minyak. Pengamanan di lokasi toko pun diterapkan dengan sangat ketat.
Riyadh Green
Setiap pengunjung wajib menjalani pemeriksaan menyeluruh. Ponsel dan kamera dilarang masuk, bahkan kacamata diperiksa untuk memastikan tidak mengandung perangkat pintar. Suasana di dalam toko disebut menyerupai gerai bebas bea, meski pilihan minuman masih terbatas dan harga tergolong tinggi.
Selama ini, warga Saudi yang ingin mengonsumsi alkohol umumnya bepergian ke Bahrain atau Dubai. Sebagian lainnya memilih minuman non-alkohol, yang kini semakin populer di berbagai festival dan acara besar, terutama di kalangan anak muda yang ingin menikmati suasana tanpa melanggar aturan.
Sebagai catatan, larangan alkohol di Arab Saudi berawal dari insiden pada 1951, ketika putra Raja Abdulaziz menembak mati Wakil Konsul Inggris dalam kondisi mabuk. Peristiwa tersebut menjadi dasar penerapan pelarangan total, kebijakan yang kini mulai diuji kembali secara sangat terbatas.
Ilustrasi alkohol (Pixabay)