Ntvnews.id, Jakarta - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) menyiapkan tambahan 1.500 personel guna memperkuat upaya penanganan pascabencana banjir yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol. Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa penambahan kekuatan tersebut dilakukan untuk menjawab kebutuhan sumber daya manusia (SDM) serta dukungan sarana dan prasarana di wilayah terdampak bencana.
“Polri mempersiapkan kembali, memberangkatkan pasukan, termasuk peralatan-peralatan pendukung lainnya yang setelah kita lakukan evaluasi selama satu bulan ini, maka diperlukan itu,” katanya di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Jumat, 26 Desember 2025.
Dedi menjelaskan, dari total 1.500 personel tersebut, sebanyak 600 anggota berasal dari dua batalyon Brimob Polri yang akan ditempatkan di wilayah Aceh Tamiang dan Aceh Utara. Sementara itu, 900 personel lainnya merupakan Brimob Nusantara yang berasal dari Polda Aceh, Polda Sumatera Selatan, Polda Banten, Polda DI Yogyakarta, Polda Nusa Tenggara Barat, Polda Kalimantan Timur, dan Polda Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Polri Tambah 239 Personel Bantu Penanganan Bencana Sumatra
Selain penambahan tersebut, Polri sebelumnya telah mengerahkan total 8.613 personel untuk mendukung penanganan bencana di tiga provinsi itu. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.614 personel berasal dari Polda Aceh, Polda Sumatera Utara, dan Polda Sumatera Barat, sedangkan 999 personel lainnya merupakan Bantuan Kendali Operasi (BKO) dari Mabes Polri.
Ia menambahkan bahwa tidak hanya personel pengamanan dan bantuan lapangan yang dikerahkan, Polri juga melibatkan tenaga kesehatan, tim trauma healing atau pemulihan trauma, serta tim Disaster Victim Identification (DVI).
“Untuk mendukung pemulihan masyarakat, saat ini terdapat 43 tenaga kesehatan, 82 personel trauma healing, serta tim DVI yang terus bekerja, khususnya di Sumatera Utara, di mana masih terdapat beberapa jenazah yang dalam proses identifikasi DNA,” katanya.
Dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak, Dedi menekankan pentingnya ketersediaan air bersih melalui pembangunan sumur bor di lokasi-lokasi terdampak.
“Sesuai arahan Bapak Kapolri, penambahan sumur bor menjadi perhatian utama. Target kita sekitar 300 titik. Saat ini sudah tersedia 238 titik, dengan 84 sumur bor beroperasi dan sisanya masih dalam proses pengerjaan,” ujarnya.
Baca Juga: Seskab: Penanganan Bencana Aceh, Sumut, Dan Sumbar Sejak Awal Berskala Nasional
Lebih lanjut, Polri juga telah mendirikan sebanyak 91 posko tanggap bencana di ketiga provinsi tersebut untuk membantu penanganan dan pelayanan masyarakat, termasuk layanan kesehatan bagi warga terdampak.
Hingga saat ini, tercatat 37.867 warga telah memperoleh layanan kesehatan, dengan keluhan yang paling banyak ditemui meliputi demam, batuk, diare, gangguan kulit, serta gangguan pencernaan.
“Hal-hal ini menjadi prioritas kami. Selain penanganan fisik, kami juga memperkuat pengendali lapangan agar koordinasi dengan pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan berjalan efektif,” katanya.
Perwira tinggi Polri bintang tiga itu menegaskan bahwa institusinya akan terus melakukan evaluasi, perbaikan, dan penguatan sesuai arahan Kapolri.
“Polri harus selalu hadir di tengah-tengah masyarakat, terutama dalam situasi bencana. Ini adalah bagian dari tugas kemanusiaan dan pengabdian kami kepada bangsa dan negara,” ucapnya.
(Sumber: Antara)
Wakapolri Komjen Pol. Dedi Prasetyo (tengah) memberikan keterangan pers di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Jumat 26 Desember 2025. ANTARA/Nadia Putri Rahmani. (Antara)