Mendes PDT Pacu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Timur Melalui Program TEKAD

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Des 2025, 13:52
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto membuka Workshop Nasional Evaluasi Program TEKAD 2025 di Surabaya, Minggu 21 Desember 2025. ANTARA/HO-Kemendes Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto membuka Workshop Nasional Evaluasi Program TEKAD 2025 di Surabaya, Minggu 21 Desember 2025. ANTARA/HO-Kemendes (Antara)

Ntvnews.id, Surabaya - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia timur melalui pelaksanaan program Teknologi Kampung Terpadu (TEKAD) yang akan dilanjutkan hingga Desember 2026.

“Kita menargetkan dari program TEKAD ini ada peningkatan ekonomi baik skalanya rumah tangga atau perusahaan seperti BUMDesa,” katanya di Surabaya, Jawa Timur, Senin 22 Desember 2025.

Yandri menjelaskan bahwa program TEKAD yang mulai digagas sejak 2020 terbukti mampu mendorong penguatan ekonomi di wilayah Indonesia timur, sekaligus memperkecil kesenjangan pembangunan antarwilayah. Salah satu fokus terdekat adalah peningkatan produksi dan ekspor kopi Bajawa dari Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia menyebutkan bahwa peningkatan ekspor kopi Bajawa ke pasar internasional direncanakan dilakukan dalam jumlah signifikan, yakni dari lima ton menjadi 10 ton. Menurutnya, langkah tersebut diharapkan dapat memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat setempat.

Secara lebih rinci, Yandri menyampaikan bahwa provinsi yang menjadi lokasi sasaran program TEKAD meliputi NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah. Desa dan kampung di sembilan provinsi tersebut nantinya akan dikembangkan berdasarkan potensi masing-masing, baik di sektor pariwisata maupun hasil bumi.

Baca Juga: Wamen Desa Riza Patria Hadiri Rakernas APDESI di Kemendes PDTT

Ia menilai bahwa potensi wisata dan komoditas unggulan desa menjadi penentu utama arah pertumbuhan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Inti pokoknya kita tidak menyeragamkan semua desa satu produk enggak. Tapi, kita utamakan sesuai potensi desa itu menjadi keunggulan mereka,” kata Yandri.

Dalam upaya memajukan wilayah sasaran, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) menjalin kolaborasi dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD), serta melibatkan fasilitator TEKAD dan masyarakat setempat.

Berbagai bentuk dukungan telah disalurkan, antara lain pembangunan demplot di 366 desa dan kampung sasaran dengan nilai masing-masing Rp100 juta, serta pendirian rumah inovasi teknologi desa (RITD) di 50 BUMDesa dengan total anggaran Rp20 miliar. Selain itu, juga disalurkan dana investasi kepada 18 BUMDesa dengan besaran masing-masing Rp350 juta, disertai pelaksanaan berbagai pelatihan sesuai kesepakatan antara Pemerintah RI dan IFAD.

(Sumber : Antara)

x|close