Ayah Bupati Bekasi Turut Diamankan dalam OTT KPK

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Des 2025, 15:33
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Budi Prasetyo memberikan keterangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis 18 Desember 2025. ANTARA/Rio Feisal Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Budi Prasetyo memberikan keterangan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis 18 Desember 2025. ANTARA/Rio Feisal (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengonfirmasi bahwa ayah dari Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang, yakni HM Kunang, termasuk salah satu dari tujuh orang yang ditangkap dan kemudian dibawa ke Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, dalam operasi tangkap tangan (OTT).

“Benar. Jadi, di antara tujuh orang yang diamankan, salah satunya ayah dari Bupati,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat.

Budi menjelaskan bahwa hingga saat ini KPK masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap Ade Kuswara Kunang, HM Kunang, serta lima orang lainnya yang turut diamankan dalam OTT tersebut. Setelah proses pemeriksaan, KPK akan menggelar perkara untuk menentukan apakah ketujuh orang tersebut akan ditetapkan sebagai tersangka.

“Jadi, nanti kita tunggu prosesnya,” katanya.

Ia menambahkan bahwa sesuai ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum terhadap tujuh orang yang diamankan, termasuk Bupati Bekasi.

Baca Juga: KPK Periksa 7 Orang Hasil OTT Bupati Bekasi

Sepanjang tahun 2025, OTT di Kabupaten Bekasi tersebut menjadi operasi kesepuluh yang dilakukan KPK. Operasi tangkap tangan pertama pada tahun ini dilaksanakan pada Maret 2025 dengan menjaring anggota DPRD serta pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.

OTT kedua digelar pada Juni 2025 terkait dugaan suap proyek pembangunan jalan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Sumatera Utara dan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Sumatera Utara.

Operasi ketiga dilakukan pada 7–8 Agustus 2025 di Jakarta, Kendari, Sulawesi Tenggara, serta Makassar, Sulawesi Selatan. OTT tersebut berkaitan dengan dugaan korupsi proyek pembangunan rumah sakit umum daerah di Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.

Selanjutnya, OTT keempat berlangsung di Jakarta pada 13 Agustus 2025, menyangkut dugaan suap dalam kerja sama pengelolaan kawasan hutan.

OTT kelima dilakukan pada 20 Agustus 2025 terkait dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikasi K3 di Kementerian Ketenagakerjaan yang melibatkan Immanuel Ebenezer Gerungan selaku Wakil Menteri Ketenagakerjaan saat itu.

Baca Juga: Bupati Bekasi Ade Kuswara Ditangkap KPK

Pada 3 November 2025, KPK melaksanakan OTT keenam dengan menangkap Gubernur Riau Abdul Wahid terkait dugaan pemerasan di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau Tahun Anggaran 2025.

Kemudian, pada 7 November 2025, KPK menangkap Bupati Ponorogo, Jawa Timur, Sugiri Sancoko, terkait dugaan suap pengurusan jabatan, proyek pekerjaan di RSUD dr. Harjono Ponorogo, serta penerimaan lainnya atau gratifikasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo.

OTT kedelapan berlangsung pada 9–10 Desember 2025 dengan penangkapan Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya atas dugaan penerimaan hadiah dan gratifikasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah Tahun Anggaran 2025.

Selanjutnya, pada 17–18 Desember 2025, KPK menggelar OTT di Tangerang dan menangkap seorang jaksa, dua pengacara, serta enam orang pihak swasta. Dalam operasi tersebut, KPK menyita uang tunai sebesar Rp900 juta.

OTT kesepuluh dilaksanakan pada 18 Desember 2025 di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dalam operasi ini, KPK mengamankan 10 orang, termasuk Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang.

Selain itu, KPK juga melakukan OTT di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, pada 18 Desember 2025. Dalam operasi tersebut, KPK menangkap enam orang, termasuk Kepala Kejaksaan Negeri Hulu Sungai Utara Albertinus Parlinggoman Napitupulu dan Kepala Seksi Intelijen Kejari Hulu Sungai Utara Asis Budianto.

 

(Sumber : Antara)

x|close