Ntvnews.id, Washington D.C - Kepala Staf Gedung Putih, Susie Wiles, mengungkapkan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump tercatat dalam arsip yang berkaitan dengan Jeffrey Epstein. Pernyataan ini berseberangan dengan klaim Trump yang berulang kali menyebut dokumen tersebut sebagai “rekayasa.”
“Kami tahu dia ada di dalam berkas itu,” kata Wiles dalam wawancara yang dimuat majalah Vanity Fair, sebagaimana dikutip Anadolu Agency, Kamis, 18 Desember 2025.
Wiles menambahkan bahwa Trump “pernah berada di pesawat Epstein dan namanya tercantum dalam manifes,” serta menggambarkan hubungan keduanya sebagai “dua playboy muda dan lajang pada masa itu.”
Baca Juga: Rosan Sebut Prabowo Terima Laporan Perkembangan Kampung Haji Indonesia Sebelum Bertolak ke Sumbar
Dalam wawancara yang sama, Wiles turut mengkritik cara penanganan arsip tersebut oleh Jaksa Agung Pam Bondi. “Tidak ada daftar klien, dan dokumen itu jelas tidak pernah berada di mejanya,” ujarnya.
Pernyataan Wiles dengan cepat memicu tanggapan dari Komite Nasional Partai Demokrat (DNC). Direktur Respons Cepat DNC, Kendall Witmer, mengatakan bahwa “bahkan kepala staf Donald Trump sendiri tidak mampu melindunginya dari mimpi buruk Epstein,” sambil menuding Trump telah menyesatkan publik dan gagal memenuhi tuntutan akuntabilitas di tengah meningkatnya desakan untuk membuka arsip itu.
Arsip foto - Presiden AS Donald Trump. ANTARA/Anadolu/pri. (Antara)
Wiles juga melontarkan kritik pribadi terhadap Trump dengan menyebut ia menggunakan jabatan presiden untuk “menyelesaikan dendam,” serta menggambarkan kepribadiannya memiliki “karakter seorang pecandu alkohol.”
Selain itu, ia melabeli Wakil Presiden JD Vance sebagai “penganut teori konspirasi,” Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Russell Vought sebagai “fanatik sayap kanan yang absolut,” dan menyebut miliarder teknologi Elon Musk sebagai pengguna ketamin yang “terang-terangan.”
Baca Juga: Trump Gugat BBC Terkait Penyuntingan Pidato 6 Januari, Tuntut Ganti Rugi $5 Miliar
Wiles turut menyinggung kebijakan ekonomi Trump, dengan menilai bahwa tarif yang diberlakukan presiden “lebih menyakitkan daripada yang saya perkirakan.”
Komentar tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan Trump pada pekan sebelumnya mengenai Wiles. “Dia adalah kepala staf yang hebat. Susie adalah yang terbaik,” kata Trump kala itu.
Arsip - Gedung Putihdi Washington, D.C., Amerika Serikat. (ANTARA/Xinhua/Hu Yousong/aa) (Antara)