Menbud Luncurkan Buku Sejarah Indonesia Dengan Sudut Pandang Nusantara

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Des 2025, 18:21
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Editor
Bagikan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (lima kiri) dalam peluncuran buku “Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global” yang digelar di Jakarta, Minggu 14 Desember 2025. ANTARA/Adimas Raditya/pri. Menteri Kebudayaan Fadli Zon (lima kiri) dalam peluncuran buku “Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global” yang digelar di Jakarta, Minggu 14 Desember 2025. ANTARA/Adimas Raditya/pri. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon meluncurkan buku berjudul “Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global” sebagai bagian dari upaya negara menjaga memori kolektif sekaligus memperkokoh jati diri bangsa melalui penulisan sejarah nasional.

"Pembuatan buku ini merupakan bagian dari upaya negara merawat memori kolektif dan memperkuat jati diri bangsa melalui penulisan sejarah yang komprehensif, dengan perspektif nusantara," kata Fadli Zon saat menyampaikan sambutan di Jakarta, Minggu, 14 Desember 2025.

Fadli menjelaskan bahwa buku “Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global” disusun dalam 10 jilid yang menggambarkan perjalanan panjang bangsa Indonesia. Uraian tersebut mencakup akar peradaban Nusantara, interaksi global dengan India, Tiongkok, Persia, Timur Tengah, hingga Barat, periode kolonialisme, pergerakan kebangsaan, perjuangan mempertahankan kemerdekaan, konsolidasi negara, masa Orde Baru, reformasi, hingga konsolidasi demokrasi sampai tahun 2024.

Menurutnya, buku tersebut tidak dimaksudkan menjadi satu-satunya rujukan sejarah, melainkan salah satu referensi dalam kehidupan berdemokrasi. Ia menegaskan bahwa penulisan sejarah bersifat dinamis dan selalu terbuka untuk diskursus akademik.

Baca Juga: Menbud Fadli Zon Lakukan Pendataan Kerusakan Cagar Budaya di Sumatera

“Kalau sejarah kita ditulis lengkap, mungkin harus seratus jilid. Buku ini adalah highlight perjalanan bangsa,” katanya.

Lebih lanjut, Fadli Zon menegaskan bahwa buku sejarah tersebut disusun oleh para pakar dan bukan ditulis langsung oleh pemerintah. Ia menyampaikan bahwa proses penulisan melibatkan 123 sejarawan dari 34 perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang difasilitasi oleh Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Sejarah.

“Ini ditulis oleh para ahlinya, sejarawan Indonesia. Kalau sejarawan tidak menulis sejarah, lalu bagaimana kita merawat memori kolektif bangsa kita?” katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa penulisan sejarah nasional merupakan amanat konstitusi, khususnya Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menegaskan peran negara dalam memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia.

Baca Juga: Menbud Tekankan Asesmen Cepat Dan Kolaborasi Pemulihan Cagar Budaya Pascabencana

Fadli Zon menambahkan bahwa dihidupkannya kembali Direktorat Sejarah menjadi fondasi penting dalam penulisan sejarah nasional. Direktorat tersebut kembali aktif seiring dengan berdirinya Kementerian Kebudayaan pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, setelah sebelumnya sempat tidak berjalan.

Peluncuran buku ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan menuju 80 tahun kemerdekaan Indonesia. Selain itu, buku tersebut diharapkan dapat menghadirkan pembacaan sejarah dari sudut pandang Indonesia yang terbuka terhadap kritik dan masukan publik seiring berkembangnya kajian sejarah nasional.

“Buku sejarah ini diharapkan menjadi sarana merawat memori kolektif bangsa, memperkuat identitas, dan memahami Indonesia sebagai bagian dari arus global sejak masa lampau,” katanya.

(Sumber: Antara)

x|close