Ntvnews.id, Ankara - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan berpandangan bahwa kelompok Islamic State (ISIS) saat ini tidak lagi menghadirkan ancaman yang bersifat sistematis. Namun demikian, ia menilai kelompok tersebut justru sering dijadikan alat oleh sejumlah negara demi kepentingan politik tertentu.
“ISIS saat ini telah melemah dan tidak lagi menimbulkan ancaman sistematis. Kami tidak menyangkal bahwa mereka tetap merupakan ancaman yang harus diperangi, tetapi reaksi terhadap ISIS sering kali tidak proporsional dengan tingkat ancaman yang mereka timbulkan,” kata Fidan dalam wawancara dengan saluran TVnet, sebagai mana dikutip dari Reuters, Senin, 15 Desember 2025.
Fidan menilai, sikap yang berlebihan dalam merespons ISIS kerap berkaitan dengan agenda lain di luar isu keamanan.
“Ini sebenarnya terkait dengan tujuan-tujuan berbeda. ISIS telah menjadi alat yang nyaman dan dieksploitasi oleh banyak pihak,” ujarnya.
Baca Juga: Indonesia–Turki Perkuat Penjajakan Investasi Strategis dalam Pertemuan Diplomatik di BKPM
Seperti dikutip dari Antara, Minggu, 14 Desember 2025, Fidan menyebut hanya segelintir negara yang memanfaatkan ISIS untuk mengejar kepentingan politik tertentu. Ia juga menuding mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai salah satu pihak yang turut mengeksploitasi keberadaan kelompok tersebut.
Terkait serangan ISIS terhadap militer Amerika Serikat dan pasukan Suriah di Kota Palmira pada Sabtu, Fidan menilai peristiwa itu sebagai bentuk “provokasi”.
Arsip foto - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan. ANTARA/Anadolu/py. (Antara)
Sebelumnya, Pentagon mengonfirmasi bahwa dua personel militer AS dan satu penerjemah sipil tewas, sementara tiga lainnya mengalami luka-luka dalam serangan di Palmira, Suriah. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah menyatakan serangan tersebut dilakukan oleh seorang anggota ISIS yang menargetkan personel militer.
Palmira, yang dalam bahasa Arab dikenal sebagai Tadmur, merupakan kota bersejarah dengan peninggalan arkeologis dari era Neolitik atau Zaman Batu Muda, serta telah lama menjadi simbol penting warisan budaya Suriah.
Arsip foto - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan. ANTARA/Anadolu/py. (Antara)