Kazakhstan–Ukraina Memanas, Ini Penyebabnya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 4 Des 2025, 05:30
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi pasukan keamanan Rusia memperkuat keamanan wilayah setempat. Ilustrasi pasukan keamanan Rusia memperkuat keamanan wilayah setempat. (Antara)

Ntvnews.id, Astana - Ketegangan antara Kazakhstan dan Ukraina meningkat setelah serangan drone yang dilancarkan Kyiv menghantam infrastruktur energi di pelabuhan Novorossiysk, Rusia, yang merupakan jalur penting bagi ekspor minyak Kazakhstan ke pasar internasional.

Menurut laporan media setempat, serangan yang terjadi pada Sabtu tersebut merusak perangkat tambat di terminal laut milik Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) dan menyebabkan penghentian sementara proses pemuatan minyak.

Meski tidak ada korban jiwa dan tidak ditemukan indikasi kebocoran minyak di Laut Hitam, sejumlah jaringan pipa ditutup sehingga menimbulkan keraguan mengenai pemulihan operasi dalam waktu dekat.

"Pengiriman di terminal akan dilakukan sesuai aturan setelah ancaman dari kapal permukaan tak berawak dan drone dibatalkan," kata pihak CPC, yang beranggotakan perusahaan energi dari Rusia, Kazakhstan, Amerika Serikat (AS), serta beberapa negara Eropa Barat, dikutip Timesca, Kamis, 4 Desember 2025.

Baca Juga: Rusia Berhasil Kuasai 2 Kota Strategis Ukraina

Kazakhstan, yang selama ini berupaya menjaga posisi netral dalam perang Rusia–Ukraina, menilai serangan tersebut mengancam stabilitas energi global dan berpotensi merusak hubungan bilateral. Negara itu tetap mempertahankan kedekatan dengan Moskow, sembari sesekali menyampaikan dukungan terhadap kedaulatan Ukraina.

"Insiden ini menandai tindakan agresi ketiga terhadap fasilitas sipil yang dilindungi hukum internasional. Kazakhstan selalu mengadvokasi stabilitas dan pasokan energi yang tidak terputus," tegas Kementerian Luar Negeri Kazakhstan.

"Kami memandang kejadian ini merugikan hubungan bilateral Kazakhstan–Ukraina dan berharap Ukraina mengambil langkah efektif mencegah insiden serupa," lanjut pernyataan itu.

Arsip - Departemen Luar Negeri AS pada Juli 2025 menyetujui kemungkinan penjualan Sistem Rudal HAWK Fase III ke Ukraina. (Anadolu/as) <b>(Antara)</b> Arsip - Departemen Luar Negeri AS pada Juli 2025 menyetujui kemungkinan penjualan Sistem Rudal HAWK Fase III ke Ukraina. (Anadolu/as) (Antara)

Dari Moskow, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut serangan Ukraina sebagai aksi "teroris" dan mengklaim bahwa "teman-teman kami di Kementerian Luar Negeri Kazakhstan" telah mengajukan protes resmi.

Ukraina di sisi lain menegaskan tidak pernah bermaksud menyerang Kazakhstan. Semua tindakan yang dilakukan, menurut Kyiv, bertujuan menghentikan agresi militer Rusia.

Baca Juga: Zelensky Didesak AS Capai Kesepakatan Damai di Tengah Kasus Korupsi dan Tekanan Serangan Rusia

"Tidak ada tindakan Ukraina yang ditujukan kepada Republik Kazakhstan atau pihak ketiga. Semua upaya kami fokus menghentikan agresi Rusia skala penuh sesuai Pasal 51 Piagam PBB," ujar Kementerian Luar Negeri Ukraina.

Namun Ukraina juga menyinggung posisi Kazakhstan yang dinilai tidak mengutuk serangan Rusia terhadap warga sipil dan infrastruktur energi Ukraina. Perang Rusia–Ukraina sendiri telah berlangsung sejak 2022.

CPC menegaskan bahwa konsorsium tersebut tidak termasuk dalam subjek sanksi internasional dan memegang peran penting dalam menjaga kepentingan para pemegang saham Barat. Konsorsium ini mengangkut minyak dari beberapa ladang besar Kazakhstan, antara lain Tengiz, Kashagan, dan Karachaganak.

TERKINI

Load More
x|close